Rabu, 06 Agustus 2014

Laporan Penelitian Komunikasi Organisasi


Kepuasan Komunikasi Organisasi Anggota Lembaga Belajar Mahasiswa (LBM)
(Studi Deskriptif Kualitatif pelaksanaan proses belajar mengajar LBM mengenai materi kuliah kepada anggota LBM)



Abstraksi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan yang dirasakan dan dimiliki anggota Lembaga Belajar Mahasiswa (LBM) dalam proses belajar mengajar yang dilakukan dan untuk mengetahui faktor penyebab kepuasan anggota LBM dalam penyampaian materi. Berdasarkan penelitian ini anggota LBM merasakan kepuasan komunikasi dalam penyampaian materi kuliah oleh pengajar / diskusi yang dilakukan LBM meliputi kecukupan informasi, kemampuan menyarankan perbaikan/ respon para anggota/ feedback, kualitas media yang digunakan, cara penyampaian materi dan cara sejawat berkomunikasidan informasi tentang organisasi secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif.
Kata Kunci: Kepuasan Komunikasi Organisasi, Iklim Komunikasi Organisasi, Motivasi, Kepemimpinan











I.                   Latar Belakang
Organisasi dapat didefinisikan sebagai hubungan-hubungan yang terpolakan di antara orang-orang berurusan dengan aktivitas-aktivitas ketergantungan yang diarahkan pada suatu tujuan tertentu. Suatu organisasi biasanya memiliki tujuan yang dinyatakan secara formal dan informal. Tujuan sentral organisasi dan strategi yang dipilihnya merupakan hasil dari proses keputusan politik. Di dalam organisasi pasti jelas terdapat komunikasi, yaitu penyampaian infromasi di antara dua orang atau lebih. Komunikasi merupakan proses vital dalam organisasi karena komunikasi diperlukan bagi efektifitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan, manajemen konflik, serta proses organisasi-organisasi lainnya yang akan mempengaruhi kepuasan seseorang mengikuti suatu organisasi. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapatkan perhatian, pemahaman pesan, dan kesediaan menerima pesan.
Robbins (dalam Sobirin 2007) Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur, dan didirikan untuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang telah di tentukan sebelumnya. Tujuan bersama yang dimaksud adalah adalah adanya anggapan bahwa tujuan yang ingin di capai oleh masing-masing anggota organisasi tidak berbeda dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi itu sendiri.
Komunikasi organisasi menurut Pace dan Faules (2005) adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan merupakan persoalan tentang cara mereka terlibat dalam proses berinteraksi dan memberikan makna atas apa yang sedang terjadi. Dengan demikian pengaruh komunikasi dapat bermacam-macam dan berubah menurut cara-cara pengaruh komunikasi ini ditentukan dan di teguhkan melalui interaksi di antara para anggota organisasi.
Kepuasan seseorang dalam organisasi terkadang menjadi pilihan terakhir karena faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk tetap bertahan pada organisasi tersebut. Kepuasan yang dirasakanpun pasti akan berbeda setiap individu bergantung dengan apa yang diharapkannya ketika bergabung dengan suatu organisasi. Ketika berada di dalam organisasi individu tersebut tidak mendapatkan kepuasan yang ia inginkan, individu tersebut dapat keluar dari organisasinya atau mengubah apa yang menjadi target kepuasannya di dalam organisasi.
Penelitian ini dikhususkan kepada organisasi Lembaga Belajar Mahasiswa (LBM) yang dimana peneliti ingin melihat bagaimana pesan atau materi yang di sampaikan LBM dalam diskusi materi dapat di rasakan oleh anggota LBM. Jelas, mengerti atau tidaknya setiap anggota LBM akan penyampaian materi akan menentukan kinerjanya selama ini. Individu yang masuk dan bergabung dengan LBM memiliki motif yang hampir sama yaitu untuk memperoleh tambahan materi yang tidak jelas disampaikan oleh dosen. Yang menjadi menarik peneliti untuk melakukan penelitian adalah untuk mengetahui kepuasan yang dirasakan oleh setiap anggota yang bergabung dengan LBM terutama dengan diskusi materi kuliah.
Penelitian ini juga dilakukan dengan cara kualitatif untuk dapat menggali lebih dalam kepuasan yang mereka dapatkan dalam bentuk apapun. Sedikitnya jumlah anggota LBM ini juga mempermudah peneliti untuk melakukan wawancara.


II.                Rumusan Masalah
Bagaimana kepuasan komunikasi yang dirasakan dan dimiliki anggota Lembaga Belajar Mahasiswa ( LBM ) dalam proses belajar mengajar yang dilakukan ?
III.             Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui kepuasan yang dirasakan dan dimiliki anggota Lembaga Belajar Mahasiswa (LBM) dalam proses belajar mengajar yang dilakukan.
2.      Untuk mengetahui faktor penyebab kepuasan anggota LBM dalam penyampaian materi.

IV.             Kerangka Berpikir
1.      Komunikasi Organisasi dan Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set tertentu dari lingkungan. (Tagiuri 1968). Iklim komunikasi organisasi dapat didefinisikan pula sebagai persepsi mengenai seberapa jauh anggota organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka terhadap, menaruh perhatian kepada dan secara aktif meminta pendapat mereka, serta memberi penghargaan atas standar konerja yang baik. (Kriyantono, 2007)
Menurut Redding dalam R.Wayne Pace dan Don Faules, 1998) Iklim komunikasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberikan kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberikan mereka tanggung jawab dalam menjalankan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka yang cukup tentang oragnisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian, serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan.
Para anggota organisasi menentukan dan meneguhkan eksistensi pengaruh komunikasi. Jadi, melalui proses interaksi, para anggota organisasi memeriksa eksistensi kepercayaan, dukungan, keterbukaan, penyuluhan, perhatian dan keterusterangan. Dengan demikian pengaruh komunikasi dapat bermacam-macam dan berubah menurut cara-cara pengaruh komunikasi ini ditentukan dan di teguhkan melalui interaksi di antara para anggota organisasi. Iklim di tandai dengan gabungan pengaruh-pengaruh komunikasi seperti keikutsertaan, acuh tak acuh, saling mendukung, bermusuhan, positif, negatif, menghidupkan dll. Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh yang penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi.
Mengenai hubungan organisasi dengan komunikasi , William V. Hanney (Uchjana, 1984:115) menyatakan bahwa “organization consist of a number of people, it involves interpendence; interpendence all for coordination; and coordination requires communication”. Organisasi terdiri dari sejumlah orang; melibatkan keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi mensyaratkan komunikasi. Oleh karena itu, menurut William v. hanney, komunikasi adalah suatu sine qua non bagi organisasi.
Komunikasi organisasi mempunyai beberapa fungsi (Sopiah, 2008) yaitu :
1.      Komunikasi berfungsi sebagai pengendali perilaku anggota.
Fungsi ini berjalan jika anggota organisasi diwajibkan untuk menyampaikan keluhan terkait dengan pelaksanaan tugas kewajiban anggota organisasitersebut dalam suatu organisasi.
2.      Komunikasi berfungsi untuk membangkitkan motivasi anggota
Fungsi ini berjalan ketika pemimpin meningkatkan kinerja anggota, misalnya pimpinan menjelaskan atau menginformasikan seberapa baik anggota telah bekerja dan dengan cara bagaimana anggota dapat meningkatkan kinerjanya.
3.      Komunikasi berperan sebagai pengungkap emosi
Fungsi ini berperan ketika kelompok kerja anggota menjadi sumber pertama dalam interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok ini memiliki mekanisme dasar dimana masing-masing anggota dapat menunjukan kekecewaan ataupun rasa puas mereka.
4.      Komunikasi berperan sebagai pertimbangan dan pengambilan keputusan
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan oleh individu maupun kelompok untuk mengambil keputusan dengan penyajian data guna mengenali dan menilai pilihan keputusan.
2.      Kepuasan Komunikasi Organisasi
Kepuasan menggambarkan suatu konsep individu dan konsep mikro sedangkan iklim merupakan konsep makro dan konsep gabungan.
Kepuasan Komunikasi
Iklim Komunikasi
1)      Informasi berkaitan dengan materi penyampaian
2)      Kecukupan informasi yang di berikan dalam hal ini adalah materi
3)      Kemampuan untuk menyarankan perbaikan / respon para anggota/feedback
4)      Efisiensi berbagai saluran komunikasi ke bawah
5)      Kualitas media yang digunakan dalam menyampaikan materi
6)      Cara sejawat berkomunikasi saat penyampaian materi di dalam kelas
7)      Informasi tentang organisasi secara keseluruhan
8)      Integrasi organisasi
1)      Kepercayaan
2)      Pembuatan kejujuran partisipatif
3)      Kejujuran
4)      Keterbukaan dalam komunikasi
5)      Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
6)      Memikirkan tujuan-tujuan berkinerja tinggi

Istilah kepuasan komunikasi digunakan untuk menyatakan “keseluruhan kepuasan yang dirasakan oleh anggota organisasi dalam lingkungan total komunikasinya. Secara keseluruhan, kepuasna berhubungan dengan perbedaan antara apa yang orang inginkan dari sudut pandang komunikasi dalam organisasi dan apa yang orang lain miliki dalam kaitan tersebut.
Kepuasan adalah suatu konsep yang biasanya berkenaan dengan kenyamanan; jadi kepuasan dalam komunikasi berarti kita merasa nyaman dengan pesan-pesan, media yang digunakan, dan hubungan-hubungan lainnya dalam organisasi tersebut. Kepuasan seseorang yang mereka rasakan ketika berada didalam sebuah organisasi akan membuat mereka bertahan, karena apa yang mereka inginkan mereka dapatkan ketika berada dalam organisasi tersebut. 
Hal yang memotivasi seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasan baik materiil maupun non materiil yang diperolehnya sebagai imbalan atau balas jasa dari jasa yang diberikannya kepada organisasi. Bila kompensasi materiil dan non materiil yang diterimanya semakin memuaskan, maka semangat bekerja seseorang, komitmen, dan prestasi kerja anggota semakin meningkat. (David J. Cherington, 1995 dalam R.Wayne Pace dan Don Faules, 1998)
V.                Metodologi Penelitian
1.       Jenis Penelitian
               Jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini merupakan jenis diskriptif kualitatif. Penelitian dengan jenis ini merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipoteses atau membuat prediksi. Tetapi mendiskripsikan data dan kenyataan yang ada di lapangan secara nyata. Penelitian kualitatif digunakan untuk menjelaskan data-data yang berbentuk lisan dan  tulisan. Selain itu peneliti juga lebih menemukan dan menghayati fenomena yang sesungguhnya.
               Penelitian kualitatif mengarah pada latar dan individu secara holistik (utuh), tidak boleh mengisolasi indivdu atau organisasi. Kirk dan Milloer (1986), melihat bahwa penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam lingkungannya.
               Penelitian kualititatif berusahan untuk mengangkat secara ideografis berbagai fenomena dan realitas sosial. Pembangunan dan pengembangan teori sosial khususnya sosiologi dapat dibentuk dari empiris melalui berbagai fenomena atau kasus yang diteliti. Dengan demikian teori yang dihasilkan mendapatkan pijakan yang kuat pada realitas, bersifat kontekstual dan historis. Metode penelitian kualitatif membuka ruang yang cukup bagi dialog ilmu dalam konteks yang berbeda, terutama apabila dipahami secara mendalam dan “tepat”. Dalam kaitan ini, serangkaian karakter, jenis dan dimensi dalam metode kualitatif memberikan tambahan ilmu kepada ilmuwan dan dapat mengembangkan ilmu sosial dan metode pada format yang lebih otonom.
               Alasan yang kuat peneliti menggunakan kualitatif dalam melakukan penelitian mengenai kepuasan komunikas terhadap suatu organisasi adalah dikarenakan jumlah anggota yang masih sedikit yaitu hanya 23 mahasiswa. Kemudian untuk mengetahui secara lebih mendalam bagaimana kepuasan komunikasi yang anggota LBM dapatkan dari proses diskusi materi kuliah.

2.  Teknik Pengumpulan Data
                     Untuk mengumpulkan data dalam penelitiann ini, peneliti memilih dan memakai Teknik pengumpulan data antara lain :
a.       Metode Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
        Metode wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data dan informasi dari pihak narasumber yang telah dipilih peneliti dan berkaitan dengan penelitian secara langsung. Jenis ini mendorong narasumber mendefinisikan serta menceritakan dirinya sendiri dan lingkungannya. Wawancara dilakukan langsung dengan narasumber dalam hal ini adalah anggota dan pengurus LBM. Kuswarno (2008:54) melihat bahwa penelitian kualitatif sejalan dengan observasi penelitian, dalam wawancara peneliti berupaya mengambil peran subjek penelitian, secara intim menyelam ke dalam dunia psikologis dan sosial mereka. Mengenai banyaknya subjek, tidak ada ukuran pasti. Pada wawancara mendalam peneliti berhenti mewawancarai hingga peneliti bertindak dan berpikir sebagai anggota –anggota kelompok yang sedang di teliti dan akan berhenti ketika informasi yang didapatkan sama. (Frey, 1992 dalam Kriyantono 2007)
        Wawancara mendalam ini dilakukan kepada 3 anggota LBM yang semuanya masih menduduki semester 2 di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan salah seorang pengurus inti LBM.
b.        Observasi
Merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian kualitatif. Memfokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena penelitian. Fenomena ini mencakup interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi di antara subjek yang diteliti. Sehingga keunggulan dalam metode ini adalah data yang dikumpulkan dalam dua bentuk interkasi dan percakapan. Artinya selain perilaku nonverbal juga mencakup perilaku verbal dari orang-orang yang diamati.
        Dalam metode observasi terbagi dua yaitu observasi partisipan dan non partisipan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi partisipan dimana peneliti juga ikut terjun langsung dalam dinamika organisasi yang dalam hal ini adalah LBM. Observasi partisipan terbagi menjadi dua bagian partisipan sebagai peneliti dan observer sebagai partisipan. Dalam hal ini peneliti merupakan partisipan sebagai observer, yang mana peneliti juga merupakan bagian dalam organisasi LBM yang ingin meneliti puas atau tidaknya anggota LBM lainnya yang mengikuti proses belajar mengajar yang dilakukan oleh LBM.
3. Partisipan / Informan Penelitian
            Penelitian ini mempunyai responden yang disebut narasumber, adapun data diri dari narasumber yaitu :
            Narasumber pertama adalah Lolita Maharani Suseno Putri merupakan mahasiswi Fakultas Hukum semester 2. Sudah hampir satu tahun bergabung dengan LBM. Begitu juga dengan I Gede Wirya mahasiswa dari Bali ini merupakan mahasiswa Fakultas Hukum semester 2 dan sudah hampir setahun mengikuti LBM. Narasumber yang ketiga adalah Yoga Adhi Putra, akrab di panggil Yoga yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Hukum semester 2. Ketiga narasumber ini merupakan anggota LBM yang telah mengikuti dinamika bersama LBM selama kurang lebih satu tahun. Selanjutnya juga peneliti mewawancarai pengurus LBM yaitu Agnes Novijayanti sebagai wakil ketua LBM periode 2013/2014.
            Total narasumber yang diambil peneliti ada 4 narasumber yang terdiri dari 3 anggota LBM yang mengikuti proses belajar mengajar dan 1 orang pengurus inti atau harian LBM.
4.   Teknik Analisis Data
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus (fakta empiris) menuju hal-hal umum (tataran konsep). Teknik analisa data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini antara lain :
a.       Reduksi Data
Reduksi data ini merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temua penelitian terhadap masalah yang diteliti (Iskandar, 2008). Proses ini merupakan proses pengumpulan data, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak dan dicatat dalam catatan lapangan. Peneliti juga akan melihat data yang ditemui saat observasi. Tidak hanya itu penelitian ini menggunakan transkrip sebagai  tahapan mengolah dan menganalisis data.

b.      Triangulasi
Triangulasi merupakan proses untuk saling bisa mengoreksi antara data yang ditemukan dari narasumber saat diwawancara. Teknik ini dilakukan untuk melihat adanya kecocokan dari permasalahan yang diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini. Triangulasi yang digunakan adalah observasi yang dilakukan peneliti, hasil wawancara dengan anggota LBM serta pengurus LBM.


VI.                  Hasil Penelitian
6.1  Deskripsi Objek Penelitian
Lembaga Belajar Mahasiswa atau LBM adalah organisasi yang bergerak di bidang akademik dan non akademik. Awal terbentuknya LBM karena KKACM (Kantor Kemahasiwaan Alumni dan Campus Ministry) melihat kekhawatiran pada mahasiswa Fakultas Hukum yang tidak dapat di jangkau oleh KKACM karena jauhnya jarak dan sulit untuk mengontrol mahasiswa. Mengingat KKACM adalah kantor yang menaungi mahasiswa dalam bentuk kegiatan UKM, komunitas dan segala hal yang berhubungan dengan pengembangan mahasiswa di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dari kekhawatiran akan mahasiswa di fakultas Hukum dikarenakan tidak ada asisten dosen yang dapat membantu mahasiswa dalam belajar materi kuliah, KKACM membentuk Lembaga Belajar Mahasiswa (LBM) sebagai tempat mahasiswa fakultas hukum untuk berinteraksi memperoleh materi yang kurang mengerti di saat kuliah dengan dosen.
Tahun ajaran 2013/2014 kepengurusan LBM di pegang oleh Awang raga Gumilar salah seorang mahasiswa Fakultas Hukum dengan IPK sempurna dan Agnes Novijayanti Fakultas Hukum semester 4 yang juga memiliki IPK yang baik. Awang sebagai ketua dan jajaran pengurus memiliki tekad untuk membuat LBM menjadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari program kerja Awang yang telah disepakati dengan pengurus lainnya. LBM merupakan komunitas akademik yang berada di bawah universitas, secara tidak langsung seharusnya LBM juga ada di setiap fakultas. Tetapi untuk sekarang LBM hanya berada di fakultas hukum, untuk itu Awang beserta jajaran kepengurusannya ingin mengembangkan sayapnya ke fakultas lainnya. Selain itu juga, LBM memiliki misi khusus untuk membantu mahasiswa baru yang kesulitan dengan materi yang ada di perkuliahan.
Anggota LBM saat ini ada 20 mahasiswa angkatan 2013 dan 3 mahasiswa angakatan 2012. Untuk saat ini, mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan LBM adalah mahasiswa angkatan 2013. Tenaga pengajar LBM adalah kakak tingkat yang memiliki kredibilitas dan memahami materi yang akan diajarkan.
6.2  Hasil Penelitian
Berdasarkan wawancara dengan ke tiga narasumber, peneliti menemukan bahwa mereka puas dengan komunikasi yang dilakukan oleh LBM. Terutama komunikasi dalam hal penyampaian materi pelajaran yang dilakukan pada anggota LBM yang mengikuti diskusi materi kuliah. Kepuasan mereka dilihat dari beberapa faktor yang mendukung terpenuhinya rasa kepuasan yang mereka miliki.
Lolita mengatakan bahwa slogan LBM yang menjadi daya tariknya untuk masuk dan bergabung dengan LBM seperti dalam kutipan percakapan di bawah ini :
Narasumber       : dulu awalnya gak tau cuma tertarik dengan slogannya ajah. Akhirnya coba gabung. Tapi karena kakak tingkatnya oangnya friendly semua jadi nyaman ajah di LBM.
Peneliti            : Slogannya apa dek?
Narasumber     : Bukan kamu bukan aku tapi kita semua. Gitu kak..
Berbeda dengan Wirya dan Yoga, daya tarik mereka untuk bergabung dengan LBM adalah karena mereka ingin mengetahui materi perkuliahan yang pada saat itu mereka masih mahasiswa baru di Fakultas Hukum. Menambah pengetahuan dan memahami materi perkuliahan bisa peneliti katakan menjadi daya tarik hampir semua anggota yang mendaftar. Asumsi ini berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu para anggota akan mau datang ketika akan menjelang UTS dan UAS. LBM memiliki brangkas soal UTS dan UAS yang dimana hampir setiap kali ujian dengan dosen dan mata kuliah yang sama, soal yang keluar tidak jauh beda dengan soal yang tahun lalu. Hal ini menjadikan para anggota LBM akan berduyun-duyun datang dan mengikuti proses belajar mengajar yang diadakan LBM.
Dari segi suasana proses belajar mengajar, Loli, Yoga dan Wirya setuju bahwa selama ini berjalan dengan kondusif. Hanya saja, Yoga menimpali bahwa sesungguhnya ketika lebih sedikit yang datang akan lebih nyaman untuk belajar. Pembagian dua sesi atau pertemuan ini menjadi usulan Yoga untuk LBM kedepannya ketika anggota dan peminatnya bertambah.
Yoga mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan manfaat besar ketika bergabung dengan LBM.
Peneliti            : selama ini apakah dampak yang kamu rasakan setelah gabung di LBM ?
Narasumber    : dengan gabung di LBM saya mendapat banyak ilmu, yang mungkin materi di dosen tidak saya mengerti tetapi di LBM bisa saya mengerti. Selain itu juga di LBM saya belajar cara untuk meningkatkan kualitas berorganisasi dengan mengikuti kepanitiaan yang sering di bentuk LBM sesuai dengan program kerjanya.

Lain halnya dengan Wirya dan Loli yang mengatakan bahwa materi yang diberikan LBM jelas sehingga dampak yang mereka rasakan adalah dengan meningkatnya indeks prestasi (IP) di setiap semester mereka.
Peneliti            : Menurut kamu ni dek, pengajaran yang dilakukan LBM sejauh ini baik gak? Dalam arti penyampaiannya jelas?
Narasumber    : jujur kalau LBM dalam pengajaran sangat jelas ka. Mungkin dalam semasa aku kuliah ini LBM berperan penting dalam IP ku ka. Aku merasa jelas  kalau LBM itu menyampaikan materi dengan baik hehe.
                       
Hasil penelitian lain yang dilakukan peneliti adalah observasi mengenai aktivitas dan antusias anggota LBM yang mengikuti proses belajar mengajar yang diadakan LBM. Para anggota yang mengikuti proses belajar mengajar tersebut aktif berdiskusi. Suasana kondusif yang dikatakan oleh Loli, Yoga dan Wirya tersebut memang benar tercipta. Tetapi bila para anggota yang hadir mengikuti diskusi tersebut tidak terlalu banyak. Seperti yang Yoga katakan dalam wawancara tersebut, peneliti melihat suasana menjadi tidak kondusif ketika menjelang UTS atau UAS yang rata-rata hampir semua anggota LBM mengikuti diskusi yang diadakan oleh LBM.
Kemudian ketika wawancara dengan pengurus LBM, Agnes mengatakan bahwa dirinya dan jajaran pengurus inti maupun seksi lainnya sudah bertekad untuk membantu rekan mahasiswa menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum yang notabene tidak memiliki asisten dosen sehingga mahasiswa fakultas hukum membutuhkan orang-orang yang dapat membantu mereka. Tekad yang diambil oleh LBM ini terlihat dari adanya pertemuan setiap minggunya setiap hari Jumat pukul 13.00 di ruangan kelas yang telah di pinjam.
Agnes juga menegaskan, bahwa diskusi yang diadakan oleh LBM ini dipersiapkan dengan baik oleh pengurus inti, mereka sebagai tim pengajar juga memiliki standar sendiri untuk dapat mengajar dan membantu adik-adik angkatan 2013 dalam pemberian materi. Yang masih ingin di gencarkan oleh LBM adalah menambah jumlah anggota. Di tahun pertama LBM terbentuk ini, masih sedikit orang yang benar-benar mendaftar sebagai anggota LBM.   
VII.          Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, berikut peneliti akan membahas satu persatu yang kemudian di lihat pengaruh komunikasi organisasi yang terjadi di dalamnya.
LBM sebagai organisasi dapat didefinisikan sebagai hubungan-hubungan yang terpolakan di antara orang-orang berurusan dengan aktivitas-aktivitas ketergantungan yang diarahkan pada suatu tujuan tertentu dalam LBM. Suatu organisasi biasanya memiliki tujuan yang dinyatakan secara formal dan informal. Tujuan sentral organisasi dan strategi yang dipilihnya merupakan hasil dari proses keputusan politik. Begitu juga dengan LBM, di mana tujuan untuk membantu mahasiswa baru dalam pemberian penjelasan maupun diskusi materi yang diberikan berdasarkan persetujuan bersama pengurus inti LBM serta KKACM sebagai pembina.
Di dalam organisasi pasti jelas terdapat komunikasi, yaitu penyampaian informasi di antara dua orang atau lebih. Komunikasi merupakan proses vital dalam organisasi karena komunikasi diperlukan bagi efektifitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan, manajemen konflik, serta proses organisasi-organisasi lainnya yang akan mempengaruhi kepuasan seseorang mengikuti suatu organisasi. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapatkan perhatian, pemahaman pesan, dan kesediaan menerima pesan.
Komunikasi yang dilakukan LBM dengan anggotanya adalah hal vital dalam proses dinamika LBM. LBM (Lembaga Belajar Mahasiswa) adalah sebuah organisasi yang menekankan kepada pemberian diskusi atau materi kuliah yang kurang jelas kepada anggotanya. Penyampaian materi atau diskusi yang dilakukan LBM membutuhan proses komunikasi yang baik agar anggota yang mengikuti diskusi atau anggota LBM dapat menangkap pesan yang di sampaikan oleh pengajar. Seperti dalam teori Laswell, Source, Message, Channel, Recipient, Effect adalah proses komunikasi yang harus terus dilakukan LBM dengan baik agar menimbulkan efek yang baik pula. Efek yang baik ini akan menentukan juga kepuasan yang dimiliki dan dirasakan anggota LBM yang mengikuti diskusi. 
Source atau pemberi pesan dalam diskusi yang dilakukan LBM adalah tenaga pengajar yaitu kakak tingkat. Dalam hal ini tenaga pengajar sebagai source dalam sebuah komunikasi di tuntut untuk memiliki kredibilitas tinggi. Dalam arti bahwa pengajar harus memiliki pemahaman akan materi yang akan disampaikan dengan baik. Message atau pesan adalah materi yang akan disampaikan oleh pengajar. Channel atau media, merupakan media yang digunakan oleh LBM untuk melakukan diskusi atau proses belajar mengajar. Media yang digunakan LBM selama ini adalah penggunaan whiteboard, media presentasi dan juga media konvensional seperti kertas soal yang dibagikan kepada anggota LBM yang mengikuti diskusi. Recipient atau penerima pesan, dalam hal ini sudah jelas bahwa anggota LBM adalah penerima pesan atau materi yang disampaikan oleh tenaga penagajar. Yang terakhir adalah effect atau dampak yang diakibatkan dari proses yang dilakukan LBM. Efek ini dapat berupa interkasi yang terjadi saat diskusi, tindakan anggota LBM saat diskusi baik itu tidur, mengerjakan soal, bertanya dll. Efek-efek yang ditimbulkan ini akan menentukan anggota LBM merasa puas atau tidak dengan diskusi tersebut. Karena kepuasan yang positif tentunya berdasarkan efek yang ditimbulkan anggota LBM misalnya aktif bertanya, kepuasan yang akan diperoleh adalah ketika dia mengerti akan soal tersebut dan mendapatkan IP yang bagus.
Kepuasan komunikasi yang dirasakan dan dimiliki oleh ketiga narasumber hampir sama, dimana ketiganya menyebutkan bahwa mereka puas dengan bergabung di LBM. Peneliti melihat bahwa adanya hubungan dengan motivasi di awal mereka masuk dan bergabung menjadi anggota di LBM. Seperti halnya Yoga,
Peneliti                : terus, kamu sebagai anggota LBM motivasi mu ikut apa dek?
Narasumber         : pertama kali ikut LBM motivasi saya adalah karena dulu saya adalah mahasiswa baru dan masih buta dnegan materi perkuliahan yang ada di fakultas hukum, maka dari itu saya bergabung menjadi anggota LBM. Selain itu motivasi saya yang lain adalah untuk memperoleh ilmu tambahan yang sekiranya belum saya dapatkan dari dosen
Peneliti                : selama ini apakah dampak yang kamu rasakan setelah gabung di LBM ?
Narasumber         : dengan gabung di LBM saya mendapat banyak ilmu, yang mungkin materi di dosen tidak saya mengerti tetapi di LBM bisa saya mengerti. Selain itu juga di LBM saya belajar cara untuk meningkatkan kualitas berorganisasi dengan mengikuti kepanitiaan yang sering di bentuk LBM sesuai dengan program kerjanya.
Peneliti                : okey dehh berarti sejauh ini kamu puas dengan bergabung di LBM ?
Narasumber         : kalau dikatakan puas, saya lumayan puas. Karena banyak manfaat yang saya dapatkan dari bergabung dengan LBM ini


Dari kutipan wawancara tersebut terlihat bahwa apa yang menjadi motivasi Yoga ketika mendaftar menjadi anggota LBM terpenuhi dan kemudian ia merasa bahwa dirinya puas bergabung di LBM karena banyak manfaat yang ia dapatkan. Kepuasan yang didapatkan tersebut membuat Yoga menjadi nyaman berdinamika di LBM dan akan aktif di kegiatan LBM lainnya. Selain Yoga, Wirya sebagai narasumber ketiga juga merasakan hal yang sama. “Biar bisa memahami materi-materi yang belum di mengerti jadi bisa di diskusikan bareng-bareng,”jelas Wirya saat ditanya mengenai motivasinya mengikuti LBM.
Motivasi yang lain adalah karena adanya slogan LBM yang berbunyi “Bukan kamu bukan aku tapi kita semua” membuat Loli tertarik untuk bergabung dengan LBM. Motivasi diawal ini membuat Loli merasa betah dan nyaman berada  di LBM. Ia mengatakan bahwa tidak ada senioritas di LBM, kakak angkatan yang friendly membuat Loli betah di LBM. Mengenai materi yang disampaikanpun, Loli merasa bahwa dirinya mendapatkan IP yang baik berkat mengikuti LBM.
Diskusi-diskusi mengenai materi yang dilakukan LBM dirasakan sangat bermanfaat bagi Loli, Yoga, Wirya maupun anggota LBM lainnya. Ini juga diakui oleh Agnes, temen-temen LBM mengaku bahwa nilai mata kuliahnya lumayan memuaskan. Agnes juga mengatakan bahwa dari pihak LBM juga melakukan pengecekan IP dan nilai mata kuliah yang diajarkan, kemudian ketika lembar jawabannya dibalikin, pengurus LBM akan mengoreksi dan mengadakan diskusi ulang. Ini adalah bentuk LBM melakukan tindakan respon dan menyarankan perbaikan untuk teman-teman LBM yang mungkin mendapatkan nilai yang kurang memuaskan.
Media yang digunakan sejauh ini, masih tergolong efektif, LBM memiliki bank soal yang dikumpulkan oleh pengurus untuk kemudian menjadi bahan diskusi para anggota ketika akan ujian. Kertas soal yang mereka dapatkan nanti pun juga harus diserahkan kepada pengurus agar diarsip untuk menjadi soal-soal diskusi kedepannya.
Agnes mengatakan bahwa LBM juga mengadakan rapat setiap minggunya. Rapat ini tentu terlepas dari pengajaran yang dilakukan. Rapat ini membahas bagaimana LBM melakukan program kerja yang sudah disusun. Kemudian juga memberikan informasi lainnya terkait LBM kepada anggota. Seperti undangan dari komunitas lain, undangan dari KKACM atau untuk membahas program lainnya.
Dari apa yang telah dibahas peneliti, dapat juga ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi anggota LBM merasa puas dengan proses belajar mengajar atau diskusi yang dilakukan. Seperti motivasi mengikuti organisasi, kepemimpinan yang dilakukan pengurus, dan iklim organisasi. Motivasi seperti yang telah di jelaskan dipembahasan awal, sangat mempengaruhi. Ketika motivasi awal mengikuti organisasi merasa tercapai, seseorang dapat merasakan kepuasan yang didapat dari efek-efek atau dampak dari organisasi. Mengenai kepemimpinan, pengurus LBM dinilai memiliki kepemimpinan yang baik. Terlihat dari anggapan para anggota yang mengatakan tidak adanya senioritas yang dilakukan para pengurus dan kaka tingkat maupun pengajar. Sikap friendly yang di tampilkan oleh pengurus LBM membuat anggota merasa nyaman dan dapat berkomunikasi dengan baik tanpa rasa canggung.
Tidak dapat disangka, bahwa suatu kepuasan seseorang terhadap suatu organisasi bergantung pada iklim komunikasi organisasi. Secara makro, LBM menunjukan iklim komunikasi yang terbuka yang menimbulkan adanya rasa kepercayaan yang dimiliki anggota untuk dapat bergabung dengan LBM. Kepercayaan bahwa dengan bergabung di LBM mereka dapat memperoleh ilmu tambahan yang tidak diberikan oleh dosen. Selain kepercayaan, adanya keterbukaan yang dilakukan pengurus LBM maupun anggota LBM adalah kunci komunikasi yang dilakukan LBM untuk dapat terus mengetahui apa yang dibutuhkan oleh anggotanya. Seperti observasi yang dilakukan oleh peneliti, pengurus LBM baik itu Agnes sebagai wakil ketua atau Awang sebagai ketua selalu menanyakan kepada anggotanya materi kuliah apa yang perlu diadakan diskusi. Dengan keterbukaan dan adanya interaksi komunikasi yang dilakukan membuat anggota merasa nyaman dengan iklim tersebut. Karena kebanyakan adik tingkat merasa enggan untuk bertanya dengan kakak tingkat ketika tidak mengenal dengan baik kakak tingkat tersebut. LBM ingin mengubah pandangan tersebut sehingga konsep friendly dan slogan “bukan kamu, bukan aku tapi kita semua” di bentuk untuk menciptakan iklim dan suasana tidak adanya senioritas yang membuat anggota merasa dekat tanpa melihat dan memandang struktur.
VIII.       Kesimpulan
Yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa anggota LBM merasakan kepuasan komunikasi dalam penyampaian materi kuliah oleh pengajar / diskusi yang dilihat dari
1.      Informasi berkaitan dengan materi penyampaian yang dilakukan LBM dapat di mengerti dengan jelas oleh anggota. Proses komunikasinya berjalan dengan lancar yang juga di pengaruhi oleh kemampuan tenaga pengajar yang memiliki kredibilitas tinggi.
2.      Kecukupan informasi yang di berikan oleh LBM, anggota LBM yang menjadi narasumber merasa bahwa informasi atau materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan anggota. Karena pada dasarnya LBM menentukan materi apa yang akan diajarkan juga dari survei yang dilakukan oleh pengurus materi apa yang dibutuhkan oleh anggotanya.
3.      Kemampuan untuk menyarankan perbaikan/respon para anggota/ feedback. LBM selalu melakukan respon terhadap anggotanya yang terlihat dari diskusi ulang bagi anggota LBM yang mendapatkan nilai jelek atau tidak memuaskan. Pengurus selalu memantau IP dan nilai mereka untuk terus dievaluasi nantinya. Feedback yang dilakukan anggota LBM adalah dengan ikut aktif mengikuti diskusi yang diadakan LBM
4.      Kualitas media yang digunakan LBM, menggunakan kertas yang berisi kumpulan soal yang kemudian digunakan untuk bahasan saat diskusi. Narasumber mengatakan sejauh ini media yang digunakan sangat membantu mereka memahami materi dengan baik
5.      Cara penyampaian materi dan cara sejawat berkomunikasi. Sikap friendly, tidak ada senioritas, kondusif saat belajar, profesionalitas para pengurus, menjadi poin penting yang membuat anggota merasa nyaman dan puas dengan diskusi yang dilakukan LBM yang kemudian juga akan berdampak pada LBM.
6.      Informasi tentang organisasi secara keseluruhan. Pertemuan yang dilakukan dua kali dalam seminggu ini sudah menjadi bukti bahwa proses pemberian informasi mengenai organisasi dilakukan baik oleh LBM.  
LBM membentuk iklim komunikasi organisasi yang membuat para anggota merasa dekat / friendly tanpa memandang seniroitas antar pengurus LBM, kakak tingkat sebagai pengajar dan anggota LBM. Motivasi awal bergabung dengan LBM oleh anggota terepenuhi dan sesuai dengan harapan. Dan kepemimpinan pengurus LBM menjadikan anggota merasa nyaman. Iklim komunikasi organisasi, motivasi dan kepemimpinan menjadi faktor penyebab kepuasan yang dirasakan oleh para anggota LBM.


Daftar Pustaka
Andre Hardjana. “Iklim Organisasi : Lingkungan Kerja Manusiawi”. Jurnal Ilmu Komunikasi, vol.3 (1-36),2006. Available http://jurnal.uajy.ac.id/jik/files/2012/05/JIK3-1.pdf
Sobirin, Achmad. 2009. Budaya Organisasi: Pengertian, Makna Dan Aplikasinya Dalam Kehidupan Organisasi. Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Manajemen.
Falih Suaedi. “ Pengaruh Struktur Organisasi, Budaya Organisasi, Kepemimpinan, Aliansi Strategis terhadap Inovasi Organisasi dan Kinerja Organisasi”. Journal Unair, vol. 18 no. 1, 2006. Available http://journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php?id=2333&med=15&bid=8
Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Lillico, TM. 1984. Komunikasi Manajemen. Jakarta :  Erlangga
Morissan. 2013. Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa Edisi Pertama. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Pace. R. Wayne & Faule. Don. F. 1998. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Roswita Syafitri, “Komunikasi Organisasi Formal dan Kepuasan Kerja” , sarjana sosial, Dept. Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatra Utara (USU), Medan, Indonesia, 2009. Available http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14799/1/10E00017.pdf
Rogers, Everett M. 1976. Communication in Organizations. USA: The Free Press.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : Andi
Uchjana, Effendy. 1984. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung : Remdja Karya
Walgito, Bimo. 1980. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi
.


Lampiran
Transkrip Wawancara :
Narasumber 1. Lolita Maharani Suseno Putri
P          : Menurut kamu ni dek, pengajaran yang dilakukan LBM sejauh ini baik gak? Dalam arti penyampaiannya jelas?
N         : jujur kalau LBM dalam pengajaran sangat jelas ka. Mungkin dalam semasa aku kuliah ini LBM berperan penting dalam IP ku ka. Aku merasa jelas  kalau LBM itu menyampaikan materi dengan baik hehe.
P          : Okey.. Gimana cara pengajarannya? Apakah ada menggunakan media tertentu, aturan mungkin atau dari pengajarnya sendiri?
N         : Engga sih, kita bebas mengeksplor kemampuan kita. Mungkin LBM ini model belajarnya lebih ke diskusi yaa. Jadi kita di terangin lalu di suruh ngerjain dulu soal-soalnya nah nanti yang gak tau kita bahas bareng-bareng. Dan kakak dari LBM gak sungkan untuk berikan privat ke adik adik tingkatnya yang membutuhkan bimbingan lebih.
P          : Sejauh ini kebanyakan respon yang ikut LBM terhadap pengajarannya gimana? Antusias gak? Rata –rata yang ikut diskusi berapa orang loli?
N         : banyak kok yang antusias ka, dari temen-temen yang ikut LBM hehe.. tergantung mata kuliah nya apa dulu ka. Kalau banyak yang ambil pasti yang datang banyak. Kalau yang ambil sedikit yang datang juga sedikit. Hehe..
P          : ohh gitu, suasananya gimana ? Kondusif gak kalau lagi diskusi gitu? Dari pihak kampus nyediain ruangan kan dek atau gimana?
N         : Kondusif ko, tapi ada selingan bercanda juga biar ga tegang. Kampus nyediain ruangan kok ka, tapi tetep pakai prosedur peminjaman juga, hehe
P          : Pengajarnya siapa saja lol?
N         : Kakak tingkat yang ngajar kita ka..
P          : berapa kali dek pertemuannya?
N         : 4x ka, kan seminggu sekali pertemuannya. Kecuali kalau pengurus jadi 8x karena ada rapat yang khusus ngebahas buat LBM sama nyiapin materi ka. Kalau yang privat itu terserah kita mau minta kapan aja. Yang penting jadwalnya gak benturan dengan pertemuan rutin gitu ka.
P          : yang ikut belajar khusus anggota LBM yah dek ? dari luar anggota gak bisa yah?
N         : iya ka, yang ikut itu hanya anggota ka, kalau misal mau ikutan gabung ke anggotanya dulu ka hehe..
P          : dulu ikut LBM motivasi mu apa dek?
N         : dulu awalnya gak tau cuma tertarik dengan slogannya ajah. Akhirnya coba gabung. Tapi karena kakak tingkatnya oangnya friendly semua jadi nyaman ajah di LBM. Di LBM  juga gak ada senioritas ka.. selian itu juga sekalian belajar biar mudah ngerjain soal-soal UTS sama UAS terus dapet IP yang bagus.
P          : Slogannya apa dek?
N         : Bukan kamu bukan aku tapi kita semua. Gitu kak..
P          : Ohh yah yahh.. berati sejauh ini kamu puas yah dengan gabungnya kamu di LBM ?
N         : Iyah puas ka , alhamdullilah..
P          : haha wokey dehh.. kalau ada saran nih buat LBM kamu mau saranin apa ?
N         : Hmm apa yah, mungkin lebih rame lagi yaa.. gak Cuma dari hukum tapi ada fakultas-fakultas lainnya juga hehe. Paling cuma itu ajah kak.
P          : oyah, okey dehh.. makasih banyak yah Lolita atas waktunya hehe..
N         : okey kakk,, sama sama
Key word :
Jelas, antusias, kondusif, nyaman, friendly, puas






Narasumber 2. Yoga Adhi Putra
P          : Menurut kamu LBM gimana nih Yog?
N         : LBM sebagai wadah pembelajaran bagi mahasiswa di UAJY menurut saya kurang begitu manfaatnya, karena LBM sendiri hanya terpusat pada fakultas hukum, padahal LBM adalah lembaga yang berada di bawah naungan universitas Atma Jaya Yogyakarta lebih tepatnya di bawah KACM. Dan dikampus hukum sendiri LBM belum begitu menarik banyak minat mahasiswanya selain mungkin karena jam belajarnya yang hanya seminggu sekali, kurangnya info mengenai LBM menjadi salah satu penyebab juga peminat LBM sedikit.
P          : terus, kamu sebagai anggota LBM motivasi mu ikut apa dek?
N         : pertama kali ikut LBM motivasi saya adalah karena dulu saya adalah mahasiswa baru dan masih buta dnegan materi perkuliahan yang ada di fakultas hukum, maka dari itu saya bergabung menjadi anggota LBM. Selain itu motivasi saya yang lain adalah untuk memperoleh ilmu tambahan yang sekiranya belum saya dapatkan dari dosen.
P          : selama ini gimana suasana belajar di  LBM ? Kondusif atau tidak?
N         : waktu saya pertama kali ikut LBM, saya merasa situasi belajar kurang kondusif, karena banyaknya mahasiswa yang ikut pembelajaran, tetapi lambat laun suasana semakin kondusif karena peserta belajar yang semakin sedikit. Tetapi menurut saya lebih baik begini, karena konsentrasi untuk belajar tidak terganggu.. atau kalau tidak dengan banyaknya peserta belajar bisa di bagi menjadi beberapa kelompok.
P          : selama ini apakah dampak yang kamu rasakan setelah gabung di LBM ?
N         : dengan gabung di LBM saya mendapat banyak ilmu, yang mungkin materi di dosen tidak saya mengerti tetapi di LBM bisa saya mengerti. Selain itu juga di LBM saya belajar cara untuk meningkatkan kualitas berorganisasi dengan mengikuti kepanitiaan yang sering di bentuk LBM sesuai dengan program kerjanya.
P          : untuk kepemimpinan LBM saat ini seperti apa? Bisa mengelola dengan baik gak ?
N         : kepemimpinan LBM saat ini sudah cukup baik. Dan juga kepemimpinan LBM saat ini berusaha untuk membuat LBM semakin maju dengan coba mengembangkan sayapnya ke fakultas-fakultas lain. Pengelolaannya juga sudah bagus, walaupun saya melihat antar intern pengurus di LBM ada beberapa gesekan, tetapi mereka bisa profesional dan menutupi semua itu.
P          : okey dehh berarti sejauh ini kamu puas dengan bergabung di LBM ?
N         : kalau dikatakan puas, saya lumayan puas. Karena banyak manfaat yang saya dapatkan dari bergabung dengan LBM ini
P          : okey dehh.. makasih banyak yah dek udah mau di wawancara. Hehe.
N         : sama sama kak sukses.

Narasumber 3. I Gede Wirya
P          : Menurut kamu LBM itu gimana?
N         : organisasi yang bergerak di bidang akademik dan non akademik. Jadi ga terus di porsir untuk akademik saja. Tapi juga gak menyampingkan akademiknya.
P          : terus dalam hal akademik nih, kamu merasakan ada perkembangan gak? Membantu gitu dalam belajar?
N         : ada, karena setiap pertemuan belajar kita di terangin secara detail yang mana yang gak kita ngerti.
P          : dari sistem pengajarannya nih wir, menurut mu penyampaian materinya jelas gak ?
N         : Selama ini jelas sih, karena pengajarnya gak Cuma satu orang, di jelaskan dalam berbagai macam cara.
P          : kondusif gak waktu belajar?
N         : kondusif kok..
P          : sudah berapa lama gabung di LBM ?
N         : dari semester 1.
P          : Motivasi masuk LBM apa ?
N         : biar bisa memahami materi  materi yang belum di mengerti jadi bisa di diskusikan bareng-bareng.
P          : okey kalau masalah non akademik dan akademik, kamu puas dari sisi yang mana?
N         : akademik ajah deh.
P          : Kalau masalah suasana ketika berorganisasi di LBM gimana nih?\
N         : baik baik saja
P          : okey deh,, terimakasih waktunya yah wirya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar