Kepuasan
Komunikasi Organisasi Anggota Lembaga Belajar Mahasiswa (LBM)
(Studi Deskriptif Kualitatif pelaksanaan proses
belajar mengajar LBM mengenai materi kuliah kepada anggota LBM)
Abstraksi
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan yang
dirasakan dan dimiliki anggota Lembaga Belajar Mahasiswa (LBM) dalam proses
belajar mengajar yang dilakukan dan untuk mengetahui faktor penyebab kepuasan
anggota LBM dalam penyampaian materi. Berdasarkan penelitian ini anggota LBM
merasakan kepuasan komunikasi dalam penyampaian materi kuliah oleh pengajar /
diskusi yang dilakukan LBM meliputi kecukupan informasi, kemampuan menyarankan
perbaikan/ respon para anggota/ feedback, kualitas media yang digunakan, cara
penyampaian materi dan cara sejawat berkomunikasidan informasi tentang
organisasi secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan dengan metode
deskriptif kualitatif.
Kata Kunci: Kepuasan Komunikasi Organisasi,
Iklim Komunikasi Organisasi, Motivasi, Kepemimpinan
I.
Latar
Belakang
Organisasi dapat didefinisikan sebagai
hubungan-hubungan yang terpolakan di antara orang-orang berurusan dengan
aktivitas-aktivitas ketergantungan yang diarahkan pada suatu tujuan tertentu.
Suatu organisasi biasanya memiliki tujuan yang dinyatakan secara formal dan
informal. Tujuan sentral organisasi dan strategi yang dipilihnya merupakan
hasil dari proses keputusan politik. Di dalam organisasi pasti jelas terdapat
komunikasi, yaitu penyampaian infromasi di antara dua orang atau lebih.
Komunikasi merupakan proses vital dalam organisasi karena komunikasi diperlukan
bagi efektifitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan,
manajemen konflik, serta proses organisasi-organisasi lainnya yang akan mempengaruhi
kepuasan seseorang mengikuti suatu organisasi. Persyaratan untuk keberhasilan
komunikasi adalah mendapatkan perhatian, pemahaman pesan, dan kesediaan
menerima pesan.
Robbins
(dalam Sobirin 2007) Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk
jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja
bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur,
dan didirikan untuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang telah di
tentukan sebelumnya. Tujuan bersama yang dimaksud adalah adalah adanya anggapan
bahwa tujuan yang ingin di capai oleh masing-masing anggota organisasi tidak
berbeda dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi itu sendiri.
Komunikasi
organisasi menurut Pace dan Faules (2005) adalah perilaku pengorganisasian yang
terjadi dan merupakan persoalan tentang cara mereka terlibat dalam proses
berinteraksi dan memberikan makna atas apa yang sedang terjadi. Dengan
demikian pengaruh komunikasi dapat bermacam-macam dan berubah menurut cara-cara
pengaruh komunikasi ini ditentukan dan di teguhkan melalui interaksi di antara
para anggota organisasi.
Kepuasan seseorang dalam organisasi
terkadang menjadi pilihan terakhir karena faktor-faktor yang mendorong
seseorang untuk tetap bertahan pada organisasi tersebut. Kepuasan yang
dirasakanpun pasti akan berbeda setiap individu bergantung dengan apa yang
diharapkannya ketika bergabung dengan suatu organisasi. Ketika berada di dalam
organisasi individu tersebut tidak mendapatkan kepuasan yang ia inginkan,
individu tersebut dapat keluar dari organisasinya atau mengubah apa yang
menjadi target kepuasannya di dalam organisasi.
Penelitian ini dikhususkan kepada
organisasi Lembaga Belajar Mahasiswa (LBM) yang dimana peneliti ingin melihat
bagaimana pesan atau materi yang di sampaikan LBM dalam diskusi materi dapat di
rasakan oleh anggota LBM. Jelas, mengerti atau tidaknya setiap anggota LBM akan
penyampaian materi akan menentukan kinerjanya selama ini. Individu yang masuk
dan bergabung dengan LBM memiliki motif yang hampir sama yaitu untuk memperoleh
tambahan materi yang tidak jelas disampaikan oleh dosen. Yang menjadi menarik
peneliti untuk melakukan penelitian adalah untuk mengetahui kepuasan yang
dirasakan oleh setiap anggota yang bergabung dengan LBM terutama dengan diskusi
materi kuliah.
Penelitian ini juga dilakukan dengan
cara kualitatif untuk dapat menggali lebih dalam kepuasan yang mereka dapatkan
dalam bentuk apapun. Sedikitnya jumlah anggota LBM ini juga mempermudah
peneliti untuk melakukan wawancara.
II.
Rumusan
Masalah
Bagaimana kepuasan komunikasi yang
dirasakan dan dimiliki anggota Lembaga Belajar Mahasiswa ( LBM ) dalam proses
belajar mengajar yang dilakukan ?
III.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui kepuasan yang dirasakan dan dimiliki anggota Lembaga Belajar
Mahasiswa (LBM) dalam proses belajar mengajar yang dilakukan.
2. Untuk
mengetahui faktor penyebab kepuasan anggota LBM dalam penyampaian materi.
IV.
Kerangka
Berpikir
1. Komunikasi
Organisasi dan Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi organisasi adalah
kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami
oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan
dalam istilah nilai-nilai suatu set tertentu dari lingkungan. (Tagiuri 1968). Iklim
komunikasi organisasi dapat didefinisikan pula sebagai persepsi mengenai
seberapa jauh anggota organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka terhadap,
menaruh perhatian kepada dan secara aktif meminta pendapat mereka, serta
memberi penghargaan atas standar konerja yang baik. (Kriyantono, 2007)
Menurut Redding dalam R.Wayne Pace dan
Don Faules, 1998) Iklim komunikasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat
dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi
tersebut mempercayai mereka dan memberikan kebebasan dalam mengambil resiko,
mendorong mereka dan memberikan mereka tanggung jawab dalam menjalankan
tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka yang cukup tentang
oragnisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian, serta memperoleh informasi
yang dapat dipercayai dan terus terang dari organisasi sehingga mereka dapat
melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam
organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi
tantangan.
Para anggota organisasi menentukan dan
meneguhkan eksistensi pengaruh komunikasi. Jadi, melalui proses interaksi, para
anggota organisasi memeriksa eksistensi kepercayaan, dukungan, keterbukaan,
penyuluhan, perhatian dan keterusterangan. Dengan demikian pengaruh komunikasi
dapat bermacam-macam dan berubah menurut cara-cara pengaruh komunikasi ini
ditentukan dan di teguhkan melalui interaksi di antara para anggota organisasi.
Iklim di tandai dengan gabungan pengaruh-pengaruh komunikasi seperti
keikutsertaan, acuh tak acuh, saling mendukung, bermusuhan, positif, negatif,
menghidupkan dll. Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh yang
penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota
organisasi.
Mengenai hubungan organisasi dengan
komunikasi , William V. Hanney (Uchjana, 1984:115) menyatakan bahwa “organization consist of a number of people,
it involves interpendence; interpendence all for coordination; and coordination
requires communication”. Organisasi terdiri dari sejumlah orang; melibatkan
keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi
mensyaratkan komunikasi. Oleh karena itu, menurut William v. hanney, komunikasi
adalah suatu sine qua non bagi
organisasi.
Komunikasi organisasi mempunyai beberapa
fungsi (Sopiah, 2008) yaitu :
1. Komunikasi
berfungsi sebagai pengendali perilaku anggota.
Fungsi ini berjalan jika anggota
organisasi diwajibkan untuk menyampaikan keluhan terkait dengan pelaksanaan
tugas kewajiban anggota organisasitersebut dalam suatu organisasi.
2. Komunikasi
berfungsi untuk membangkitkan motivasi anggota
Fungsi ini berjalan ketika pemimpin
meningkatkan kinerja anggota, misalnya pimpinan menjelaskan atau
menginformasikan seberapa baik anggota telah bekerja dan dengan cara bagaimana
anggota dapat meningkatkan kinerjanya.
3. Komunikasi
berperan sebagai pengungkap emosi
Fungsi ini berperan ketika kelompok
kerja anggota menjadi sumber pertama dalam interaksi sosial. Komunikasi yang
terjadi di dalam kelompok ini memiliki mekanisme dasar dimana masing-masing
anggota dapat menunjukan kekecewaan ataupun rasa puas mereka.
4. Komunikasi
berperan sebagai pertimbangan dan pengambilan keputusan
Komunikasi memberikan informasi yang
diperlukan oleh individu maupun kelompok untuk mengambil keputusan dengan
penyajian data guna mengenali dan menilai pilihan keputusan.
2. Kepuasan
Komunikasi Organisasi
Kepuasan menggambarkan suatu konsep
individu dan konsep mikro sedangkan iklim merupakan konsep makro dan konsep
gabungan.
Kepuasan
Komunikasi
|
Iklim
Komunikasi
|
1)
Informasi
berkaitan dengan materi penyampaian
2)
Kecukupan
informasi yang di berikan dalam hal ini adalah materi
3)
Kemampuan
untuk menyarankan perbaikan / respon para anggota/feedback
4)
Efisiensi
berbagai saluran komunikasi ke bawah
5)
Kualitas media
yang digunakan dalam menyampaikan materi
6)
Cara sejawat
berkomunikasi saat penyampaian materi di dalam kelas
7)
Informasi
tentang organisasi secara keseluruhan
8)
Integrasi
organisasi
|
1)
Kepercayaan
2)
Pembuatan kejujuran partisipatif
3)
Kejujuran
4)
Keterbukaan dalam komunikasi
5)
Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
6)
Memikirkan tujuan-tujuan berkinerja tinggi
|
Istilah kepuasan komunikasi digunakan
untuk menyatakan “keseluruhan kepuasan yang dirasakan oleh anggota organisasi
dalam lingkungan total komunikasinya. Secara keseluruhan, kepuasna berhubungan
dengan perbedaan antara apa yang orang inginkan dari sudut pandang komunikasi
dalam organisasi dan apa yang orang lain miliki dalam kaitan tersebut.
Kepuasan adalah suatu konsep yang
biasanya berkenaan dengan kenyamanan; jadi kepuasan dalam komunikasi berarti
kita merasa nyaman dengan pesan-pesan, media yang digunakan, dan
hubungan-hubungan lainnya dalam organisasi tersebut. Kepuasan seseorang yang
mereka rasakan ketika berada didalam sebuah organisasi akan membuat mereka bertahan,
karena apa yang mereka inginkan mereka dapatkan ketika berada dalam organisasi
tersebut.
Hal yang memotivasi seseorang adalah
untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasan baik materiil maupun non materiil yang
diperolehnya sebagai imbalan atau balas jasa dari jasa yang diberikannya kepada
organisasi. Bila kompensasi materiil dan non materiil yang diterimanya semakin
memuaskan, maka semangat bekerja seseorang, komitmen, dan prestasi kerja
anggota semakin meningkat. (David J. Cherington, 1995 dalam R.Wayne Pace dan
Don Faules, 1998)
V.
Metodologi
Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis
penelitian yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini merupakan jenis
diskriptif kualitatif. Penelitian dengan jenis ini merupakan penelitian yang
tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipoteses atau membuat
prediksi. Tetapi mendiskripsikan data dan kenyataan yang ada di lapangan secara
nyata. Penelitian kualitatif digunakan untuk menjelaskan data-data yang
berbentuk lisan dan tulisan. Selain itu
peneliti juga lebih menemukan dan menghayati fenomena yang sesungguhnya.
Penelitian kualitatif mengarah
pada latar dan individu secara holistik (utuh), tidak boleh mengisolasi indivdu
atau organisasi. Kirk dan Milloer (1986), melihat bahwa penelitian kualitatif
merupakan tradisi tertentu dalam ilmu sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan
manusia dalam lingkungannya.
Penelitian kualititatif berusahan
untuk mengangkat secara ideografis berbagai fenomena dan realitas sosial.
Pembangunan dan pengembangan teori sosial khususnya sosiologi dapat dibentuk
dari empiris melalui berbagai fenomena atau kasus yang diteliti. Dengan
demikian teori yang dihasilkan mendapatkan pijakan yang kuat pada realitas,
bersifat kontekstual dan historis. Metode penelitian kualitatif membuka ruang
yang cukup bagi dialog ilmu dalam konteks yang berbeda, terutama apabila
dipahami secara mendalam dan “tepat”. Dalam kaitan ini, serangkaian karakter,
jenis dan dimensi dalam metode kualitatif memberikan tambahan ilmu kepada
ilmuwan dan dapat mengembangkan ilmu sosial dan metode pada format yang lebih
otonom.
Alasan yang kuat
peneliti menggunakan kualitatif dalam melakukan penelitian mengenai kepuasan
komunikas terhadap suatu organisasi adalah dikarenakan jumlah anggota yang
masih sedikit yaitu hanya 23 mahasiswa. Kemudian untuk mengetahui secara lebih
mendalam bagaimana kepuasan komunikasi yang anggota LBM dapatkan dari proses
diskusi materi kuliah.
2. Teknik
Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitiann ini,
peneliti memilih dan memakai Teknik pengumpulan data antara lain :
a. Metode
Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
Metode
wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data dan informasi dari pihak
narasumber yang telah dipilih peneliti dan berkaitan dengan penelitian secara
langsung. Jenis ini mendorong narasumber mendefinisikan serta menceritakan
dirinya sendiri dan lingkungannya. Wawancara dilakukan langsung dengan
narasumber dalam hal ini adalah anggota dan pengurus LBM. Kuswarno (2008:54)
melihat bahwa penelitian kualitatif sejalan dengan observasi penelitian, dalam
wawancara peneliti berupaya mengambil peran subjek penelitian, secara intim
menyelam ke dalam dunia psikologis dan sosial mereka. Mengenai banyaknya
subjek, tidak ada ukuran pasti. Pada wawancara mendalam peneliti berhenti
mewawancarai hingga peneliti bertindak dan berpikir sebagai anggota –anggota
kelompok yang sedang di teliti dan akan berhenti ketika informasi yang
didapatkan sama. (Frey, 1992 dalam Kriyantono 2007)
Wawancara
mendalam ini dilakukan kepada 3 anggota LBM yang semuanya masih menduduki
semester 2 di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan salah seorang
pengurus inti LBM.
b.
Observasi
Merupakan
metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian kualitatif. Memfokuskan untuk
mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena penelitian. Fenomena ini mencakup
interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi di antara subjek yang
diteliti. Sehingga keunggulan dalam metode ini adalah data yang dikumpulkan
dalam dua bentuk interkasi dan percakapan. Artinya selain perilaku nonverbal
juga mencakup perilaku verbal dari orang-orang yang diamati.
Dalam metode observasi terbagi dua yaitu
observasi partisipan dan non partisipan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode observasi partisipan dimana peneliti juga ikut terjun
langsung dalam dinamika organisasi yang dalam hal ini adalah LBM. Observasi
partisipan terbagi menjadi dua bagian partisipan sebagai peneliti dan observer
sebagai partisipan. Dalam hal ini peneliti merupakan partisipan sebagai
observer, yang mana peneliti juga merupakan bagian dalam organisasi LBM yang
ingin meneliti puas atau tidaknya anggota LBM lainnya yang mengikuti proses
belajar mengajar yang dilakukan oleh LBM.
3. Partisipan / Informan Penelitian
Penelitian ini mempunyai responden
yang disebut narasumber, adapun data diri dari narasumber yaitu :
Narasumber
pertama adalah Lolita Maharani Suseno Putri merupakan mahasiswi Fakultas Hukum
semester 2. Sudah hampir satu tahun bergabung dengan LBM. Begitu juga dengan I
Gede Wirya mahasiswa dari Bali ini merupakan mahasiswa Fakultas Hukum semester
2 dan sudah hampir setahun mengikuti LBM. Narasumber yang ketiga adalah Yoga
Adhi Putra, akrab di panggil Yoga yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Hukum
semester 2. Ketiga narasumber ini merupakan anggota LBM yang telah mengikuti
dinamika bersama LBM selama kurang lebih satu tahun. Selanjutnya juga peneliti
mewawancarai pengurus LBM yaitu Agnes Novijayanti sebagai wakil ketua LBM
periode 2013/2014.
Total
narasumber yang diambil peneliti ada 4 narasumber yang terdiri dari 3 anggota
LBM yang mengikuti proses belajar mengajar dan 1 orang pengurus inti atau
harian LBM.
4. Teknik
Analisis Data
Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan cara berpikir induktif, yaitu
cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus (fakta empiris) menuju
hal-hal umum (tataran konsep). Teknik analisa data yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini antara lain :
a. Reduksi
Data
Reduksi data ini
merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data dengan demikian
kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temua penelitian terhadap
masalah yang diteliti (Iskandar, 2008). Proses ini merupakan proses pengumpulan
data, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data
yang banyak dan dicatat dalam catatan lapangan. Peneliti juga akan melihat data yang ditemui saat observasi. Tidak
hanya itu penelitian ini menggunakan transkrip sebagai tahapan mengolah dan menganalisis data.
b. Triangulasi
Triangulasi merupakan
proses untuk saling bisa mengoreksi antara data yang ditemukan dari narasumber
saat diwawancara. Teknik ini dilakukan untuk melihat adanya kecocokan dari
permasalahan yang diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini. Triangulasi yang
digunakan adalah observasi yang
dilakukan peneliti, hasil wawancara dengan anggota LBM serta pengurus LBM.
VI.
Hasil Penelitian
6.1 Deskripsi Objek Penelitian
Lembaga Belajar Mahasiswa atau LBM
adalah organisasi yang bergerak di bidang akademik dan non akademik. Awal terbentuknya
LBM karena KKACM (Kantor Kemahasiwaan Alumni dan Campus Ministry) melihat
kekhawatiran pada mahasiswa Fakultas Hukum yang tidak dapat di jangkau oleh
KKACM karena jauhnya jarak dan sulit untuk mengontrol mahasiswa. Mengingat
KKACM adalah kantor yang menaungi mahasiswa dalam bentuk kegiatan UKM,
komunitas dan segala hal yang berhubungan dengan pengembangan mahasiswa di
Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dari kekhawatiran akan mahasiswa di fakultas
Hukum dikarenakan tidak ada asisten dosen yang dapat membantu mahasiswa dalam
belajar materi kuliah, KKACM membentuk Lembaga Belajar Mahasiswa (LBM) sebagai
tempat mahasiswa fakultas hukum untuk berinteraksi memperoleh materi yang
kurang mengerti di saat kuliah dengan dosen.
Tahun ajaran 2013/2014 kepengurusan LBM
di pegang oleh Awang raga Gumilar salah seorang mahasiswa Fakultas Hukum dengan
IPK sempurna dan Agnes Novijayanti Fakultas Hukum semester 4 yang juga memiliki
IPK yang baik. Awang sebagai ketua dan jajaran pengurus memiliki tekad untuk
membuat LBM menjadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari program kerja Awang
yang telah disepakati dengan pengurus lainnya. LBM merupakan komunitas akademik
yang berada di bawah universitas, secara tidak langsung seharusnya LBM juga ada
di setiap fakultas. Tetapi untuk sekarang LBM hanya berada di fakultas hukum,
untuk itu Awang beserta jajaran kepengurusannya ingin mengembangkan sayapnya ke
fakultas lainnya. Selain itu juga, LBM memiliki misi khusus untuk membantu
mahasiswa baru yang kesulitan dengan materi yang ada di perkuliahan.
Anggota LBM saat ini ada 20 mahasiswa angkatan
2013 dan 3 mahasiswa angakatan 2012. Untuk saat ini, mahasiswa yang aktif
mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan LBM adalah mahasiswa
angkatan 2013. Tenaga pengajar LBM adalah kakak tingkat yang memiliki
kredibilitas dan memahami materi yang akan diajarkan.
6.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan wawancara dengan ke tiga
narasumber, peneliti menemukan bahwa mereka puas dengan komunikasi yang
dilakukan oleh LBM. Terutama komunikasi dalam hal penyampaian materi pelajaran
yang dilakukan pada anggota LBM yang mengikuti diskusi materi kuliah. Kepuasan
mereka dilihat dari beberapa faktor yang mendukung terpenuhinya rasa kepuasan
yang mereka miliki.
Lolita mengatakan bahwa slogan LBM yang
menjadi daya tariknya untuk masuk dan bergabung dengan LBM seperti dalam
kutipan percakapan di bawah ini :
Narasumber
: dulu awalnya gak tau cuma tertarik
dengan slogannya ajah. Akhirnya coba gabung. Tapi karena kakak tingkatnya
oangnya friendly semua jadi nyaman ajah di LBM.
Peneliti
: Slogannya apa dek?
Narasumber :
Bukan kamu bukan aku tapi kita semua. Gitu kak..
Berbeda dengan Wirya dan Yoga, daya tarik mereka
untuk bergabung dengan LBM adalah karena mereka ingin mengetahui materi
perkuliahan yang pada saat itu mereka masih mahasiswa baru di Fakultas Hukum. Menambah
pengetahuan dan memahami materi perkuliahan bisa peneliti katakan menjadi daya
tarik hampir semua anggota yang mendaftar. Asumsi ini berdasarkan observasi
yang dilakukan oleh peneliti yaitu para anggota akan mau datang ketika akan
menjelang UTS dan UAS. LBM memiliki brangkas soal UTS dan UAS yang dimana
hampir setiap kali ujian dengan dosen dan mata kuliah yang sama, soal yang
keluar tidak jauh beda dengan soal yang tahun lalu. Hal ini menjadikan para
anggota LBM akan berduyun-duyun datang dan mengikuti proses belajar mengajar
yang diadakan LBM.
Dari segi suasana proses belajar mengajar, Loli,
Yoga dan Wirya setuju bahwa selama ini berjalan dengan kondusif. Hanya saja,
Yoga menimpali bahwa sesungguhnya ketika lebih sedikit yang datang akan lebih
nyaman untuk belajar. Pembagian dua sesi atau pertemuan ini menjadi usulan Yoga
untuk LBM kedepannya ketika anggota dan peminatnya bertambah.
Yoga mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan manfaat
besar ketika bergabung dengan LBM.
Peneliti : selama ini apakah dampak yang kamu
rasakan setelah gabung di LBM ?
Narasumber : dengan gabung di LBM saya mendapat banyak
ilmu, yang mungkin materi di dosen tidak saya mengerti tetapi di LBM bisa saya
mengerti. Selain itu juga di LBM saya belajar cara untuk meningkatkan kualitas
berorganisasi dengan mengikuti kepanitiaan yang sering di bentuk LBM sesuai
dengan program kerjanya.
Lain halnya dengan Wirya dan Loli yang mengatakan
bahwa materi yang diberikan LBM jelas sehingga dampak yang mereka rasakan
adalah dengan meningkatnya indeks prestasi (IP) di setiap semester mereka.
Peneliti : Menurut kamu ni dek, pengajaran
yang dilakukan LBM sejauh ini baik gak? Dalam arti penyampaiannya jelas?
Narasumber : jujur kalau LBM dalam pengajaran sangat
jelas ka. Mungkin dalam semasa aku kuliah ini LBM berperan penting dalam IP ku
ka. Aku merasa jelas kalau LBM itu
menyampaikan materi dengan baik hehe.
Hasil penelitian lain yang dilakukan peneliti adalah
observasi mengenai aktivitas dan antusias anggota LBM yang mengikuti proses
belajar mengajar yang diadakan LBM. Para anggota yang mengikuti proses belajar
mengajar tersebut aktif berdiskusi. Suasana kondusif yang dikatakan oleh Loli,
Yoga dan Wirya tersebut memang benar tercipta. Tetapi bila para anggota yang
hadir mengikuti diskusi tersebut tidak terlalu banyak. Seperti yang Yoga
katakan dalam wawancara tersebut, peneliti melihat suasana menjadi tidak
kondusif ketika menjelang UTS atau UAS yang rata-rata hampir semua anggota LBM
mengikuti diskusi yang diadakan oleh LBM.
Kemudian ketika wawancara dengan pengurus LBM, Agnes
mengatakan bahwa dirinya dan jajaran pengurus inti maupun seksi lainnya sudah
bertekad untuk membantu rekan mahasiswa menyelesaikan studinya di Fakultas
Hukum yang notabene tidak memiliki asisten dosen sehingga mahasiswa fakultas
hukum membutuhkan orang-orang yang dapat membantu mereka. Tekad yang diambil
oleh LBM ini terlihat dari adanya pertemuan setiap minggunya setiap hari Jumat
pukul 13.00 di ruangan kelas yang telah di pinjam.
Agnes juga menegaskan, bahwa diskusi yang diadakan
oleh LBM ini dipersiapkan dengan baik oleh pengurus inti, mereka sebagai tim
pengajar juga memiliki standar sendiri untuk dapat mengajar dan membantu
adik-adik angkatan 2013 dalam pemberian materi. Yang masih ingin di gencarkan
oleh LBM adalah menambah jumlah anggota. Di tahun pertama LBM terbentuk ini,
masih sedikit orang yang benar-benar mendaftar sebagai anggota LBM.
VII.
Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah
dipaparkan di atas, berikut peneliti akan membahas satu persatu yang kemudian
di lihat pengaruh komunikasi organisasi yang terjadi di dalamnya.
LBM sebagai organisasi dapat
didefinisikan sebagai hubungan-hubungan yang terpolakan di antara orang-orang
berurusan dengan aktivitas-aktivitas ketergantungan yang diarahkan pada suatu
tujuan tertentu dalam LBM. Suatu organisasi biasanya memiliki tujuan yang
dinyatakan secara formal dan informal. Tujuan sentral organisasi dan strategi
yang dipilihnya merupakan hasil dari proses keputusan politik. Begitu juga
dengan LBM, di mana tujuan untuk membantu mahasiswa baru dalam pemberian
penjelasan maupun diskusi materi yang diberikan berdasarkan persetujuan bersama
pengurus inti LBM serta KKACM sebagai pembina.
Di dalam organisasi pasti jelas terdapat
komunikasi, yaitu penyampaian informasi di antara dua orang atau lebih.
Komunikasi merupakan proses vital dalam organisasi karena komunikasi diperlukan
bagi efektifitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan,
manajemen konflik, serta proses organisasi-organisasi lainnya yang akan
mempengaruhi kepuasan seseorang mengikuti suatu organisasi. Persyaratan untuk
keberhasilan komunikasi adalah mendapatkan perhatian, pemahaman pesan, dan
kesediaan menerima pesan.
Komunikasi yang dilakukan LBM dengan
anggotanya adalah hal vital dalam proses dinamika LBM. LBM (Lembaga Belajar
Mahasiswa) adalah sebuah organisasi yang menekankan kepada pemberian diskusi
atau materi kuliah yang kurang jelas kepada anggotanya. Penyampaian materi atau
diskusi yang dilakukan LBM membutuhan proses komunikasi yang baik agar anggota
yang mengikuti diskusi atau anggota LBM dapat menangkap pesan yang di sampaikan
oleh pengajar. Seperti dalam teori Laswell, Source,
Message, Channel, Recipient, Effect adalah proses komunikasi yang harus
terus dilakukan LBM dengan baik agar menimbulkan efek yang baik pula. Efek yang
baik ini akan menentukan juga kepuasan yang dimiliki dan dirasakan anggota LBM
yang mengikuti diskusi.
Source
atau pemberi pesan dalam diskusi yang dilakukan LBM adalah tenaga pengajar
yaitu kakak tingkat. Dalam hal ini tenaga pengajar sebagai source dalam sebuah komunikasi di tuntut untuk memiliki
kredibilitas tinggi. Dalam arti bahwa pengajar harus memiliki pemahaman akan
materi yang akan disampaikan dengan baik. Message
atau pesan adalah materi yang akan disampaikan oleh pengajar. Channel atau media, merupakan media yang
digunakan oleh LBM untuk melakukan diskusi atau proses belajar mengajar. Media
yang digunakan LBM selama ini adalah penggunaan whiteboard, media presentasi dan juga media konvensional seperti
kertas soal yang dibagikan kepada anggota LBM yang mengikuti diskusi. Recipient atau penerima pesan, dalam hal
ini sudah jelas bahwa anggota LBM adalah penerima pesan atau materi yang
disampaikan oleh tenaga penagajar. Yang terakhir adalah effect atau dampak yang diakibatkan dari proses yang dilakukan LBM.
Efek ini dapat berupa interkasi yang terjadi saat diskusi, tindakan anggota LBM
saat diskusi baik itu tidur, mengerjakan soal, bertanya dll. Efek-efek yang
ditimbulkan ini akan menentukan anggota LBM merasa puas atau tidak dengan
diskusi tersebut. Karena kepuasan yang positif tentunya berdasarkan efek yang
ditimbulkan anggota LBM misalnya aktif bertanya, kepuasan yang akan diperoleh
adalah ketika dia mengerti akan soal tersebut dan mendapatkan IP yang bagus.
Kepuasan komunikasi yang dirasakan dan
dimiliki oleh ketiga narasumber hampir sama, dimana ketiganya menyebutkan bahwa
mereka puas dengan bergabung di LBM. Peneliti melihat bahwa adanya hubungan dengan
motivasi di awal mereka masuk dan bergabung menjadi anggota di LBM. Seperti
halnya Yoga,
Peneliti :
terus, kamu sebagai anggota LBM motivasi mu ikut apa dek?
Narasumber : pertama kali ikut LBM motivasi saya adalah karena dulu
saya adalah mahasiswa baru dan masih buta dnegan materi perkuliahan yang ada di
fakultas hukum, maka dari itu saya bergabung menjadi anggota LBM. Selain itu
motivasi saya yang lain adalah untuk memperoleh ilmu tambahan yang sekiranya
belum saya dapatkan dari dosen
Peneliti :
selama ini apakah dampak yang kamu rasakan setelah gabung di LBM ?
Narasumber : dengan gabung di LBM saya mendapat banyak ilmu, yang
mungkin materi di dosen tidak saya mengerti tetapi di LBM bisa saya mengerti.
Selain itu juga di LBM saya belajar cara untuk meningkatkan kualitas
berorganisasi dengan mengikuti kepanitiaan yang sering di bentuk LBM sesuai
dengan program kerjanya.
Peneliti :
okey dehh berarti sejauh ini kamu puas dengan bergabung di LBM ?
Narasumber : kalau dikatakan puas, saya lumayan puas. Karena banyak
manfaat yang saya dapatkan dari bergabung dengan LBM ini
Dari kutipan
wawancara tersebut terlihat bahwa apa yang menjadi motivasi Yoga ketika
mendaftar menjadi anggota LBM terpenuhi dan kemudian ia merasa bahwa dirinya
puas bergabung di LBM karena banyak manfaat yang ia dapatkan. Kepuasan yang
didapatkan tersebut membuat Yoga menjadi nyaman berdinamika di LBM dan akan
aktif di kegiatan LBM lainnya. Selain Yoga, Wirya sebagai narasumber ketiga
juga merasakan hal yang sama. “Biar bisa memahami materi-materi yang belum di
mengerti jadi bisa di diskusikan bareng-bareng,”jelas Wirya saat ditanya
mengenai motivasinya mengikuti LBM.
Motivasi yang
lain adalah karena adanya slogan LBM yang berbunyi “Bukan kamu bukan aku tapi
kita semua” membuat Loli tertarik untuk bergabung dengan LBM. Motivasi diawal
ini membuat Loli merasa betah dan nyaman berada
di LBM. Ia mengatakan bahwa tidak ada senioritas di LBM, kakak angkatan
yang friendly membuat Loli betah di
LBM. Mengenai materi yang disampaikanpun, Loli merasa bahwa dirinya mendapatkan
IP yang baik berkat mengikuti LBM.
Diskusi-diskusi
mengenai materi yang dilakukan LBM dirasakan sangat bermanfaat bagi Loli, Yoga,
Wirya maupun anggota LBM lainnya. Ini juga diakui oleh Agnes, temen-temen LBM
mengaku bahwa nilai mata kuliahnya lumayan memuaskan. Agnes juga mengatakan
bahwa dari pihak LBM juga melakukan pengecekan IP dan nilai mata kuliah yang
diajarkan, kemudian ketika lembar jawabannya dibalikin, pengurus LBM akan
mengoreksi dan mengadakan diskusi ulang. Ini adalah bentuk LBM melakukan
tindakan respon dan menyarankan perbaikan untuk teman-teman LBM yang mungkin
mendapatkan nilai yang kurang memuaskan.
Media yang
digunakan sejauh ini, masih tergolong efektif, LBM memiliki bank soal yang
dikumpulkan oleh pengurus untuk kemudian menjadi bahan diskusi para anggota
ketika akan ujian. Kertas soal yang mereka dapatkan nanti pun juga harus
diserahkan kepada pengurus agar diarsip untuk menjadi soal-soal diskusi
kedepannya.
Agnes mengatakan
bahwa LBM juga mengadakan rapat setiap minggunya. Rapat ini tentu terlepas dari
pengajaran yang dilakukan. Rapat ini membahas bagaimana LBM melakukan program
kerja yang sudah disusun. Kemudian juga memberikan informasi lainnya terkait
LBM kepada anggota. Seperti undangan dari komunitas lain, undangan dari KKACM
atau untuk membahas program lainnya.
Dari apa yang
telah dibahas peneliti, dapat juga ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi
anggota LBM merasa puas dengan proses belajar mengajar atau diskusi yang
dilakukan. Seperti motivasi mengikuti organisasi, kepemimpinan yang dilakukan
pengurus, dan iklim organisasi. Motivasi seperti yang telah di jelaskan
dipembahasan awal, sangat mempengaruhi. Ketika motivasi awal mengikuti
organisasi merasa tercapai, seseorang dapat merasakan kepuasan yang didapat
dari efek-efek atau dampak dari organisasi. Mengenai kepemimpinan, pengurus LBM
dinilai memiliki kepemimpinan yang baik. Terlihat dari anggapan para anggota
yang mengatakan tidak adanya senioritas yang dilakukan para pengurus dan kaka
tingkat maupun pengajar. Sikap friendly
yang di tampilkan oleh pengurus LBM membuat anggota merasa nyaman dan dapat
berkomunikasi dengan baik tanpa rasa canggung.
Tidak dapat
disangka, bahwa suatu kepuasan seseorang terhadap suatu organisasi bergantung
pada iklim komunikasi organisasi. Secara makro, LBM menunjukan iklim komunikasi
yang terbuka yang menimbulkan adanya rasa kepercayaan yang dimiliki anggota
untuk dapat bergabung dengan LBM. Kepercayaan bahwa dengan bergabung di LBM
mereka dapat memperoleh ilmu tambahan yang tidak diberikan oleh dosen. Selain
kepercayaan, adanya keterbukaan yang dilakukan pengurus LBM maupun anggota LBM
adalah kunci komunikasi yang dilakukan LBM untuk dapat terus mengetahui apa
yang dibutuhkan oleh anggotanya. Seperti observasi yang dilakukan oleh
peneliti, pengurus LBM baik itu Agnes sebagai wakil ketua atau Awang sebagai
ketua selalu menanyakan kepada anggotanya materi kuliah apa yang perlu diadakan
diskusi. Dengan keterbukaan dan adanya interaksi komunikasi yang dilakukan
membuat anggota merasa nyaman dengan iklim tersebut. Karena kebanyakan adik
tingkat merasa enggan untuk bertanya dengan kakak tingkat ketika tidak mengenal
dengan baik kakak tingkat tersebut. LBM ingin mengubah pandangan tersebut sehingga
konsep friendly dan slogan “bukan
kamu, bukan aku tapi kita semua” di bentuk untuk menciptakan iklim dan suasana
tidak adanya senioritas yang membuat anggota merasa dekat tanpa melihat dan
memandang struktur.
VIII.
Kesimpulan
Yang menjadi kesimpulan dalam penelitian
ini adalah bahwa anggota LBM merasakan kepuasan komunikasi dalam penyampaian
materi kuliah oleh pengajar / diskusi yang dilihat dari
1. Informasi
berkaitan dengan materi penyampaian yang dilakukan LBM dapat di mengerti dengan
jelas oleh anggota. Proses komunikasinya berjalan dengan lancar yang juga di
pengaruhi oleh kemampuan tenaga pengajar yang memiliki kredibilitas tinggi.
2. Kecukupan
informasi yang di berikan oleh LBM, anggota LBM yang menjadi narasumber merasa
bahwa informasi atau materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan anggota.
Karena pada dasarnya LBM menentukan materi apa yang akan diajarkan juga dari
survei yang dilakukan oleh pengurus materi apa yang dibutuhkan oleh anggotanya.
3. Kemampuan
untuk menyarankan perbaikan/respon para anggota/ feedback. LBM selalu melakukan respon terhadap anggotanya yang
terlihat dari diskusi ulang bagi anggota LBM yang mendapatkan nilai jelek atau
tidak memuaskan. Pengurus selalu memantau IP dan nilai mereka untuk terus
dievaluasi nantinya. Feedback yang
dilakukan anggota LBM adalah dengan ikut aktif mengikuti diskusi yang diadakan
LBM
4. Kualitas
media yang digunakan LBM, menggunakan kertas yang berisi kumpulan soal yang
kemudian digunakan untuk bahasan saat diskusi. Narasumber mengatakan sejauh ini
media yang digunakan sangat membantu mereka memahami materi dengan baik
5. Cara
penyampaian materi dan cara sejawat berkomunikasi. Sikap friendly, tidak ada senioritas, kondusif saat belajar,
profesionalitas para pengurus, menjadi poin penting yang membuat anggota merasa
nyaman dan puas dengan diskusi yang dilakukan LBM yang kemudian juga akan
berdampak pada LBM.
6. Informasi
tentang organisasi secara keseluruhan. Pertemuan yang dilakukan dua kali dalam
seminggu ini sudah menjadi bukti bahwa proses pemberian informasi mengenai
organisasi dilakukan baik oleh LBM.
LBM membentuk iklim komunikasi
organisasi yang membuat para anggota merasa dekat / friendly tanpa memandang seniroitas antar pengurus LBM, kakak
tingkat sebagai pengajar dan anggota LBM. Motivasi awal bergabung dengan LBM
oleh anggota terepenuhi dan sesuai dengan harapan. Dan kepemimpinan pengurus
LBM menjadikan anggota merasa nyaman. Iklim komunikasi organisasi, motivasi dan
kepemimpinan menjadi faktor penyebab kepuasan yang dirasakan oleh para anggota
LBM.
Daftar Pustaka
Andre Hardjana. “Iklim
Organisasi : Lingkungan Kerja Manusiawi”. Jurnal Ilmu Komunikasi, vol.3
(1-36),2006. Available http://jurnal.uajy.ac.id/jik/files/2012/05/JIK3-1.pdf
Sobirin, Achmad. 2009. Budaya Organisasi: Pengertian,
Makna Dan Aplikasinya Dalam Kehidupan Organisasi. Yogyakarta: Unit Penerbit
Dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Manajemen.
Falih Suaedi. “ Pengaruh Struktur Organisasi, Budaya
Organisasi, Kepemimpinan, Aliansi Strategis terhadap Inovasi Organisasi dan
Kinerja Organisasi”. Journal Unair, vol. 18 no. 1, 2006. Available http://journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php?id=2333&med=15&bid=8
Kriyantono,
Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Lillico, TM. 1984. Komunikasi
Manajemen. Jakarta : Erlangga
Morissan.
2013. Teori Komunikasi : Individu Hingga
Massa Edisi Pertama. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Pace. R. Wayne & Faule. Don. F.
1998. Komunikasi Organisasi: Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Roswita Syafitri, “Komunikasi Organisasi Formal dan Kepuasan
Kerja” , sarjana sosial, Dept. Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatra Utara
(USU), Medan, Indonesia, 2009. Available http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14799/1/10E00017.pdf
Rogers, Everett M. 1976. Communication in Organizations. USA: The Free Press.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : Andi
Uchjana,
Effendy. 1984. Ilmu Komunikasi : Teori
dan Praktek. Bandung : Remdja Karya
Walgito, Bimo. 1980. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi
.
Lampiran
Transkrip Wawancara :
Narasumber 1. Lolita Maharani Suseno Putri
P : Menurut kamu ni dek, pengajaran yang
dilakukan LBM sejauh ini baik gak? Dalam arti penyampaiannya jelas?
N : jujur kalau LBM dalam pengajaran
sangat jelas ka. Mungkin dalam semasa aku kuliah ini LBM berperan penting dalam
IP ku ka. Aku merasa jelas kalau LBM itu
menyampaikan materi dengan baik hehe.
P : Okey.. Gimana cara pengajarannya?
Apakah ada menggunakan media tertentu, aturan mungkin atau dari pengajarnya
sendiri?
N : Engga sih, kita bebas mengeksplor
kemampuan kita. Mungkin LBM ini model belajarnya lebih ke diskusi yaa. Jadi
kita di terangin lalu di suruh ngerjain dulu soal-soalnya nah nanti yang gak
tau kita bahas bareng-bareng. Dan kakak dari LBM gak sungkan untuk berikan
privat ke adik adik tingkatnya yang membutuhkan bimbingan lebih.
P : Sejauh ini kebanyakan respon yang
ikut LBM terhadap pengajarannya gimana? Antusias gak? Rata –rata yang ikut
diskusi berapa orang loli?
N : banyak kok yang antusias ka, dari
temen-temen yang ikut LBM hehe.. tergantung mata kuliah nya apa dulu ka. Kalau
banyak yang ambil pasti yang datang banyak. Kalau yang ambil sedikit yang
datang juga sedikit. Hehe..
P : ohh gitu, suasananya gimana ?
Kondusif gak kalau lagi diskusi gitu? Dari pihak kampus nyediain ruangan kan
dek atau gimana?
N : Kondusif ko, tapi ada selingan
bercanda juga biar ga tegang. Kampus nyediain ruangan kok ka, tapi tetep pakai
prosedur peminjaman juga, hehe
P : Pengajarnya siapa saja lol?
N : Kakak tingkat yang ngajar kita ka..
P : berapa kali dek pertemuannya?
N : 4x ka, kan seminggu sekali
pertemuannya. Kecuali kalau pengurus jadi 8x karena ada rapat yang khusus
ngebahas buat LBM sama nyiapin materi ka. Kalau yang privat itu terserah kita
mau minta kapan aja. Yang penting jadwalnya gak benturan dengan pertemuan rutin
gitu ka.
P : yang ikut belajar khusus anggota LBM
yah dek ? dari luar anggota gak bisa yah?
N : iya ka, yang ikut itu hanya anggota
ka, kalau misal mau ikutan gabung ke anggotanya dulu ka hehe..
P : dulu ikut LBM motivasi mu apa dek?
N : dulu awalnya gak tau cuma tertarik
dengan slogannya ajah. Akhirnya coba gabung. Tapi karena kakak tingkatnya
oangnya friendly semua jadi nyaman ajah di LBM. Di LBM juga gak ada senioritas ka.. selian itu juga
sekalian belajar biar mudah ngerjain soal-soal UTS sama UAS terus dapet IP yang
bagus.
P : Slogannya apa dek?
N : Bukan kamu bukan aku tapi kita semua.
Gitu kak..
P : Ohh yah yahh.. berati sejauh ini
kamu puas yah dengan gabungnya kamu di LBM ?
N : Iyah puas ka , alhamdullilah..
P : haha wokey dehh.. kalau ada saran
nih buat LBM kamu mau saranin apa ?
N : Hmm apa yah, mungkin lebih rame lagi
yaa.. gak Cuma dari hukum tapi ada fakultas-fakultas lainnya juga hehe. Paling
cuma itu ajah kak.
P : oyah, okey dehh.. makasih banyak yah
Lolita atas waktunya hehe..
N : okey kakk,, sama sama
Key word :
Jelas, antusias,
kondusif, nyaman, friendly, puas
Narasumber 2. Yoga Adhi Putra
P : Menurut kamu LBM gimana nih Yog?
N : LBM sebagai wadah pembelajaran bagi
mahasiswa di UAJY menurut saya kurang begitu manfaatnya, karena LBM sendiri
hanya terpusat pada fakultas hukum, padahal LBM adalah lembaga yang berada di
bawah naungan universitas Atma Jaya Yogyakarta lebih tepatnya di bawah KACM.
Dan dikampus hukum sendiri LBM belum begitu menarik banyak minat mahasiswanya
selain mungkin karena jam belajarnya yang hanya seminggu sekali, kurangnya info
mengenai LBM menjadi salah satu penyebab juga peminat LBM sedikit.
P : terus, kamu sebagai anggota LBM
motivasi mu ikut apa dek?
N : pertama kali ikut LBM motivasi saya
adalah karena dulu saya adalah mahasiswa baru dan masih buta dnegan materi
perkuliahan yang ada di fakultas hukum, maka dari itu saya bergabung menjadi
anggota LBM. Selain itu motivasi saya yang lain adalah untuk memperoleh ilmu
tambahan yang sekiranya belum saya dapatkan dari dosen.
P : selama ini gimana suasana belajar
di LBM ? Kondusif atau tidak?
N : waktu saya pertama kali ikut LBM,
saya merasa situasi belajar kurang kondusif, karena banyaknya mahasiswa yang
ikut pembelajaran, tetapi lambat laun suasana semakin kondusif karena peserta
belajar yang semakin sedikit. Tetapi menurut saya lebih baik begini, karena
konsentrasi untuk belajar tidak terganggu.. atau kalau tidak dengan banyaknya
peserta belajar bisa di bagi menjadi beberapa kelompok.
P : selama ini apakah dampak yang kamu
rasakan setelah gabung di LBM ?
N : dengan gabung di LBM saya mendapat
banyak ilmu, yang mungkin materi di dosen tidak saya mengerti tetapi di LBM
bisa saya mengerti. Selain itu juga di LBM saya belajar cara untuk meningkatkan
kualitas berorganisasi dengan mengikuti kepanitiaan yang sering di bentuk LBM
sesuai dengan program kerjanya.
P : untuk kepemimpinan LBM saat ini
seperti apa? Bisa mengelola dengan baik gak ?
N : kepemimpinan LBM saat ini sudah cukup
baik. Dan juga kepemimpinan LBM saat ini berusaha untuk membuat LBM semakin
maju dengan coba mengembangkan sayapnya ke fakultas-fakultas lain.
Pengelolaannya juga sudah bagus, walaupun saya melihat antar intern pengurus di
LBM ada beberapa gesekan, tetapi mereka bisa profesional dan menutupi semua
itu.
P : okey dehh berarti sejauh ini kamu
puas dengan bergabung di LBM ?
N : kalau dikatakan puas, saya lumayan
puas. Karena banyak manfaat yang saya dapatkan dari bergabung dengan LBM ini
P : okey dehh.. makasih banyak yah dek
udah mau di wawancara. Hehe.
N : sama sama kak sukses.
Narasumber 3. I Gede Wirya
P : Menurut kamu LBM itu gimana?
N : organisasi yang bergerak di bidang
akademik dan non akademik. Jadi ga terus di porsir untuk akademik saja. Tapi
juga gak menyampingkan akademiknya.
P : terus dalam hal akademik nih, kamu
merasakan ada perkembangan gak? Membantu gitu dalam belajar?
N : ada, karena setiap pertemuan belajar
kita di terangin secara detail yang mana yang gak kita ngerti.
P : dari sistem pengajarannya nih wir,
menurut mu penyampaian materinya jelas gak ?
N : Selama ini jelas sih, karena
pengajarnya gak Cuma satu orang, di jelaskan dalam berbagai macam cara.
P : kondusif gak waktu belajar?
N : kondusif kok..
P : sudah berapa lama gabung di LBM ?
N : dari semester 1.
P : Motivasi masuk LBM apa ?
N : biar bisa memahami materi materi yang belum di mengerti jadi bisa di
diskusikan bareng-bareng.
P : okey kalau masalah non akademik dan
akademik, kamu puas dari sisi yang mana?
N : akademik ajah deh.
P : Kalau masalah suasana ketika
berorganisasi di LBM gimana nih?\
N : baik baik saja
P : okey deh,, terimakasih waktunya yah
wirya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar