W. Emerson Reck, Public Relations Director, Coltage University berpendapat humas
adalah “Kelanjutan proses penetapan
kebijakan, penentuan pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan
orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan
dan itikad baik dari mereka. Pelaksanaan kebijakan, pelayanan, dan sikap untuk
menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.” (www.sinergyconsulting.com)
Dari definisi diatas, sudah dapat
menggambarkan bahwa Public Relations
atau Humas memiliki peran dan fungsi untuk melanjutkan proses kebijakan suatu
lembaga, kepentingan orang lain atau golongan sehingga mereka mendapat
kepercayaan dan itikad baik atau biasa di sebut dengan citra yang positif.
Citra yang dibangun oleh seorang humas tersebut juga memiliki cara-cara atau tindakan yang dapat merepresentasikan citra positif yang ingin ditunjukan kepada khalayak luas. Cara-cara yang dipilih seorang humas dalam memperoleh sebuah citra yang baik dan positif pun terkadang memilih jalan pintas. Terlalu banyak publisitas tanpa memperhatikan substansi citra tersebut juga tidak akan terbentuk. Karena tidak dapat dihindari lagi bahwa khalayak luas adalah kahalayak aktif yang tidak dengan mudah mempercayai apa yang telah di beritakan pada media saat ini.
Citra yang dibangun oleh seorang humas tersebut juga memiliki cara-cara atau tindakan yang dapat merepresentasikan citra positif yang ingin ditunjukan kepada khalayak luas. Cara-cara yang dipilih seorang humas dalam memperoleh sebuah citra yang baik dan positif pun terkadang memilih jalan pintas. Terlalu banyak publisitas tanpa memperhatikan substansi citra tersebut juga tidak akan terbentuk. Karena tidak dapat dihindari lagi bahwa khalayak luas adalah kahalayak aktif yang tidak dengan mudah mempercayai apa yang telah di beritakan pada media saat ini.
Campaign
atau kampanye merupakan salah satu cara yang dilakukan humas untuk
mempromosikan seseorang atau lembaga terhadap isu tertentu. Campaign ini menjadi tools yang digunakan humas
mengkomunikasikan pesan kepada khalayak bahwa seseorang atau lembaga yang
menjadi klien memiliki kinerja yang baik, dapat di percaya oleh khalayak luas,
yang kemudian pada akhirnya perlahan-lahan dapat membentuk citra positif
terhadap seseorang atau lembaga tersebut.
Seperti halnya dengan campaign calon presiden. PR atau humas
adalah orang balik layar yang mengkonsep campaign
tersebut agar pesan yang ingin disampaikan capres sampai pada khalayak luas.
Mengkonsep campaign yang efisien dan
efektif ini membutuhkan strategi khusus yang kemudian memiliki dampak yang
besar terhadap capres. Dampak atau efek ini yang nantinya akan berpengaruh
kepada jumlah suara yang akan memilih capres tersebut. Dalam posisi ini seorang
PR atau humas hendaknya mengkomunikasikan fakta yang dapat dijadikan keunggulan
sang capres, sehingga tidak dikatakan hanya pencitraan.
Lalu,
bagaimana dengan Black Campaign yang menimpa Jokowi ? Apakah ini adalah pekerjaan
seorang PR ?
Menurut penulis bisa saja bahwa berita
kematian Jokowi yang merupakan salah satu black
campaign yang tertuju pada Jokowi adalah strategi PR atau humas pihak lawan
yang menjadi rival Jokowi dalam pencalonan presiden. Pihak lawan Jokowi ini pun
semakin luas dikarenakan banyaknya pendukung pada masing-masing kubu.
Jikalau memang terbukti, apa yang
dilakukan PR atau humas tersebut sangat tidak beretika. Etika yang dilanggar
pun dapat di bagi dalam 3 etika yaitu etika sebagai norma sosial, etika profesi
PR, dan etika program PR. Etika sebagai norma sosial, bahwa black campaign kematian seseorang sudah
sangat keterlaluan. Jokowi masih hidup sehat kemudian mendapat berita kematian
dirinya merupakan hal yang di luar ambang batas etika di masyarakat.
Kemudian black campaign kematian Jokowi
juga melanggar etika profesi PR, di mana di dalamnya terdapat kode etik PR yang
menyebutkan seorang PR haruslah berlaku jujur dan akurat dalam semua
komunikasi, menghindari praktik penipuan. (Cutlip,Broom.2009 : 161) Black campaign ini juga melanggar etika
program PR. Dimana di dalam etika sebuah program PR haruslah memenuhi dan tidak
melanggar hak orang lain. Strategi menyebarkan berita kematian Jokowi sangat
tidak beretika dan sangat melanggar etika program PR. Ketika persaingan menjadi
sangat sengit, kualitaslah yang menjadi jaminannya.
Pada dasarnya, black campaign kematian Jokowi ini adalah salah satu cara
menjatuhkan Jokowi. Pengaruh atau tidaknya berita busuk tersebut bergantung
pada masyarakat yang menilai. Karena
masyarakatpun sudah aktif dan dapat menentukan sendiri pilihannya. Dengan
adanya black campaign tersebut
membuat masyarakat tidak simpatik dan justru mencerca campaign yang sudah kelewat batas. Seorang PR dengan strateginya
pun juga hendaknya mengikuti kaedah dan aturan yang sesuai agar di terima oleh
masyarakat luas.
Daftar Pustaka
Cutlip, Scott.M., ET AL. 2009. Effective Public Relations. Jakarta : Kencana
Lattimore,
Dan, dkk. (2010). Public Relations the proffesion and the practice, 3rd
ed. Jagakarsa, Jakarta, Indonesia : Salemba Humanika.
PT.
Sinergi Rekacipta Persada. (2011). Dasar-dasar humas:pengertian humas. www.sinergy-consulting.com/dasar-dasar-humas-pengertian-humas/
. Rabu, 4 September 2013.
Kaskus.
Kumpulan Black Campaign ke Jokowi. http://m.kaskus.co.id/thread/53665d59a4cb179c518b4697/kumpulan-black-campaign-ke-jokowi
. Senin, 02 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar