Selasa, 16 Oktober 2012

Konteks- Konteks Komunikasi


malam blogger.. hari ini mau ngeshare ajah tentang Konteks-Konteks Komunikasi .. silahkan membaca.. :)semoga bermanfaat yahh :D

Konteks-konteks komunikasi terbagi menjadi enam bagian yaitu :



1.      Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri sendiri. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya. Karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri (membuat persepsi dan memastikan makna pesan orang lain), namun sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.Sebagai contoh, ketika sedang berfikir, berdoa, dan bersyukur. 


2.      Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi Antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang  lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya.

Ciri ciri komunikasi diadik adalah :
-          Pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat
-          Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara spontan, baik secara verbal ataupun non verbal.


Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respon non verbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat.Sebagai contoh, ketika seseorang sedang menceritakan masalah pribadinya kepada teman dekatnya. 

3.      Komunikasi Kelompok
Komunikasi yang dilakukan oleh sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan saling mengenal dengan bertatap muka. Contohnya, kelompok diskusi, geng, arisan dll. Dalam komunikasi tersebut diharapkan adanya timbal balik (feedback) atau tanggapan dari orang lain yang termasuk dalam kelompok tersebut. 


4.      Komunikasi Publik
Komunikasi publik merupakan salah satu jenis komunikasi yang ditinjau dari segi jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi tersebut (public relation). Komunikasi publik berbeda dengan komunikasi massa. Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sekelompok orang dalam jumlah besar yang berada dalam sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui media.Adapun ciri-ciri dari komunikasi publik adalah terjadi di tempat umum (misalnya di auditorium, kelas, tempat ibadah atau tempat lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang), terdapat agenda, beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan fungsi-fungsi khusus / kepanitiaan (seperti memperkenalkan pembicara, dan sebagainya).

Komunikasi publik bertujuan memberikan informasi dan mempengaruhi khalayak. Selain itu tujuan dari komunikasi publik adalah menjalin hubungan antar organisasi masyarakat satu dengan yang lainnya.Dalam komunikasi publik, agar informasi dapat diterima secara maksimal oleh khalayak, perlu diperhatikan beberapa hal, seperti :

ü  Kontak Mata
            Kontak mata adalah teknik komunikasi nonverbal yang sangat membantu pembicara dalam menjelaskan idenya kepada pendengar. Kontak mata juga membantu menjaga perhatian pendengar. Untuk mendapatkan perhatian pendengar pembicara hendaklah menjaga kontak mata langsung kira-kira 75% dari waktu persentasinya. 


ü  Vokalik
Kecepatan berbicara, nada, dan irama suara, serta penekanan pada kata-kata tertentu perlu diperhatikan dalam penyampaian persentasi lisan. Persentasi lisan yang disampaikan dengan suara yang jelas dan enak didengar dapat memukau pendengar. Tetapi sebaliknya persentasi yang disampaikan dengan suara yang tidak bervariasi, monoton akan membosankan para pendengarnya, sehingga mengurangi perhatian pendengar. 


ü  Ketepatan
Kadang-kadang suatu persentasi disampaikan dalam situasi informal, maka penyampaian persentasipun henhaknya disesuaikan dengan situasi tersebut. Begitu juga sebaliknya, bila kondisi formal maka cara penyampaian persentasi juga hendaknya bersifat formal. Di samping mempertimbangkan kondisi dan topik pembicaraan, juga dipertimbangkan apa yang diharapkan si pendengar untuk didengar. 


ü  Perencanaan
Kunci strategi yang terbaik adalah perncanaan. Oleh karena itu sebelum penyampaian persentasi, si pembicara terlebih dahulu telah membuat perencanaan yang matang. Pilihan topik pembicaraan yang cocok untuk diberikan pada pendengar harus didasarkan pada kemampuan  analisis pendengar. Persiapkanlah materi yang diperlukan dan rencanakanlah bagaimana strategi penyampaian yang dikira cocok dengan pendengar.  


5.      Komunikasi Organisasi
Pengertian komunikasi organisasi adalah hubungan timbal balik antar individu dalam konteks organisasi, di mana terdapat jaringan pesan antar satu dengan yang lainnya, serta adanya saling ketergantungan antara anggota organisasi tersebut. Biasanya komunikasi organisasi membahas mengenai struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian, serta perilaku dan budaya dalam sebuah organisasi. Bila ditelusuri lebih lanjut, komunikasi organisasi dibagi menjadi dua spesifikasi yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal yang memiliki ketergantungan sifat satu dengan yang lainnya.Adapun fungsi komunikasi organisasi menurut Sendjaja (1994) adalah sebagai berikut:


ü  Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu proses informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu.


ü  Fungsi regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen (yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan) dan berkaitan dengan pesan.


ü  Fungsi persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi anggotanya daripada memberi perintah. Sebab tugas yang dilakukan secara sukarela oleh anggota akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.


ü  Fungsi integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan media yang memungkinkan anggota dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, pertama saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. Kedua, saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. 

Komunikasi organisasi dapat dilakukan melalui tiga pendekatan. Adapun ketiga pendekatan tersebut adalah pendekatan sistem, pendekatan budaya, dan pendekatan kritik. Pertama pendekatan sistem. Teori ini dipelopori oleh Karl Weick. Menurut Karl, struktur hirarkhi, garis rantai komando komunikasi, dan prosedur operasi standar merupakan lawan dari inovasi. Ia melihat organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi kepada suatu perubahan lingkungan untuk mempertahankan hidup.
Kedua, pendekatan budaya. Suatu organisasi merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para anggotanya, membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya lainnya. Pacanowsky dan para teoris interpretatif lainnya menganggap bahwa budaya bukan sesuatu yang dimiliki oleh sebuah organisasi, tetapi budaya adalah suatu organisasi. Budaya organisasi dihasilkan melalui interaksi dari anggota-anggotanya.
Pendekatan yang ketiga adalah pendekatan kritik. Stan Deetz, salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap bahwa kepentingan-kepentingan organisasi sudah mendominasi hampir semua aspek lainnya dalam masyarakat dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan yang dibuat atas kepentingan pengaturan organisasi-organisasi.

6.      Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak (publik). Organisasi-organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan dihadirkan serentak pada khalayak yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Dalam komunikasi masa, media massa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak. 

Ada beberapa pendapat tokoh mengenai komunikasi massa: 
           1. Joseph R. Dominick:Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar. 
           2. Jalaluddin Rakhmat merangkum:Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.Tahapan-tahapan pembentuk komunikasi massa:

·         Komunikator Profesional
            Yaitu komunikasi yang terlembagakan dan komunikator bukan merupakan individu. Dan komunikator merupakan bagian dari lembaga/organisasi yang kompleks media massa.


·         Cepat dan Berkelanjutan
           Dalam komunikasi massa, yang dimaksud dengan cepat adalah proses penyampaian pesan lebih cepat karena kecanggihan teknologi. Contohnya: faximile. Sedangkan berkelanjutan, ialah dalam menyampaikan pesan tidak sepotong-sepotong tetapi langsung dan lengkap. Sebagai contoh : kasus yang sedang hangat diberitakan di TV mengenai sidang tersangka kasus korupsi, tawuran dll.     Pesan medisa massa bersifat umum (tidak ditujukan untuk pribadi tetapi untuk khalayak luas dan heterogen). 


·         Khalayak Luas (beragam/heterogen) dan Anonim
Komunikasi massa tersebar diberbagai tempat dari berbagai kalangan yang beragam sehingga komunikator tidak dapat mengenal audience. 


·         Kesamaan Makna
Dalam komunikasi massa, pesan yang disampaikan bertujuan untuk menciptakan kesamaan makna diantara khalayak. Kesamaan makna muncul karena adanya keselarasan pemahaman pada waktu yang sama. Tetapi pada kenyataannya walaupun pesan yang disampaikan sama, pemahaman yang ditafsirkan khalayak berbeda-beda. 


·         Mempengaruhi khalayak
Komunikasi massa sangat mempengaruhi khalayak, hal ini bertujuan untuk membentuk suatu sikap dan perilaku tertentu. Sebagai contoh, para calon kepala daerah yang berkampanye melalui perdebatan yang disiarkan di TV. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi khalayak dalam memilih calon kepala daerah. 


·         Mengutamakan unsur isi dari pada hubungan
Komunikasi massa lebih mengutamakan isi/content dari pada hubungan/relationship karena pesannya melalui media. 


·         Bersifat satu arah
            Komunikasi massa bersifat satu arah, akan tetapi pada konteks-konteks tertentu dapat bersifat dua arah. Sebagai contoh, pada salah satu surat kabar yang menampilkan halaman khusus bagi surat pembaca. Di sini khalayak dapat memberikan pendapat/pemikiran sesuai dengan berita yang sedang hangat. Ini merupakan komunikasi dua arah yang terjadi pada media massa terutama surat kabar.   


·         Stimulasi alat indera terbatas
Hal ini merupakan kelemahan karakteristik komunikasi massa, sebagai contoh, orang buta yang hanya dapat mendengar radio namun ia  tidak dapat melihat siaran TV.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar