Konteks- Konteks Komunikasi
malam blogger.. hari ini mau ngeshare ajah tentang Konteks-Konteks Komunikasi .. silahkan membaca.. :)semoga bermanfaat yahh :D
Konteks-konteks
komunikasi terbagi menjadi enam bagian yaitu :
1. Komunikasi
Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang
terjadi di dalam diri sendiri. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi
antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya. Karena sebelum
berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri
(membuat persepsi dan memastikan makna pesan orang lain), namun sering tidak
disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada
keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.Sebagai
contoh, ketika sedang berfikir, berdoa, dan bersyukur.
2. Komunikasi
Antarpribadi
Komunikasi Antarpribadi adalah komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik
secara verbal maupun non verbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini
adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami istri,
dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya.
Ciri
ciri komunikasi diadik adalah :
-
Pihak-pihak yang berkomunikasi berada
dalam jarak yang dekat
-
Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim
dan menerima pesan secara spontan, baik secara verbal ataupun non verbal.
Keberhasilan
komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi. Kedekatan hubungan
pihak-pihak berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respon non
verbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik
yang sangat dekat.Sebagai
contoh, ketika seseorang sedang menceritakan masalah pribadinya kepada teman
dekatnya.
3. Komunikasi
Kelompok
Komunikasi yang
dilakukan oleh sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan saling
mengenal dengan bertatap muka. Contohnya, kelompok diskusi, geng, arisan dll.
Dalam komunikasi tersebut diharapkan adanya timbal balik (feedback) atau tanggapan dari orang lain yang termasuk dalam
kelompok tersebut.
4. Komunikasi
Publik
Komunikasi publik merupakan salah satu jenis komunikasi
yang ditinjau dari segi jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi tersebut (public relation). Komunikasi publik berbeda
dengan komunikasi massa. Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sekelompok
orang dalam jumlah besar yang berada dalam sebuah organisasi atau yang di luar
organisasi, secara tatap muka atau melalui media.Adapun ciri-ciri dari komunikasi publik adalah
terjadi di tempat umum (misalnya di auditorium, kelas, tempat ibadah atau
tempat lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang), terdapat agenda, beberapa
orang ditunjuk untuk menjalankan fungsi-fungsi khusus / kepanitiaan (seperti
memperkenalkan pembicara, dan sebagainya).
Komunikasi publik bertujuan memberikan informasi dan
mempengaruhi khalayak. Selain itu tujuan dari komunikasi publik adalah menjalin
hubungan antar organisasi masyarakat satu dengan yang lainnya.Dalam komunikasi publik, agar informasi dapat
diterima secara maksimal oleh khalayak, perlu diperhatikan beberapa hal,
seperti :
ü Kontak
Mata
Kontak
mata adalah teknik komunikasi nonverbal yang sangat membantu pembicara dalam menjelaskan
idenya kepada pendengar. Kontak mata juga membantu menjaga perhatian pendengar.
Untuk mendapatkan perhatian pendengar pembicara hendaklah menjaga kontak mata
langsung kira-kira 75% dari waktu persentasinya.
ü Vokalik
Kecepatan
berbicara, nada, dan irama suara, serta penekanan pada kata-kata tertentu perlu
diperhatikan dalam penyampaian persentasi lisan. Persentasi lisan yang
disampaikan dengan suara yang jelas dan enak didengar dapat memukau pendengar.
Tetapi sebaliknya persentasi yang disampaikan dengan suara yang tidak
bervariasi, monoton akan membosankan para pendengarnya, sehingga mengurangi perhatian
pendengar.
ü Ketepatan
Kadang-kadang
suatu persentasi disampaikan dalam situasi informal, maka penyampaian
persentasipun henhaknya disesuaikan dengan situasi tersebut. Begitu juga
sebaliknya, bila kondisi formal maka cara penyampaian persentasi juga hendaknya
bersifat formal. Di samping mempertimbangkan kondisi dan topik pembicaraan,
juga dipertimbangkan apa yang diharapkan si pendengar untuk didengar.
ü Perencanaan
Kunci
strategi yang terbaik adalah perncanaan. Oleh karena itu sebelum penyampaian
persentasi, si pembicara terlebih dahulu telah membuat perencanaan yang matang.
Pilihan topik pembicaraan yang cocok untuk diberikan pada pendengar harus
didasarkan pada kemampuan analisis
pendengar. Persiapkanlah materi yang diperlukan dan rencanakanlah bagaimana
strategi penyampaian yang dikira cocok dengan pendengar.
5. Komunikasi
Organisasi
Pengertian komunikasi organisasi adalah hubungan
timbal balik antar individu dalam konteks organisasi, di mana terdapat jaringan
pesan antar satu dengan yang lainnya, serta adanya saling ketergantungan antara
anggota organisasi tersebut. Biasanya komunikasi organisasi membahas mengenai
struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses
pengorganisasian, serta perilaku dan budaya dalam sebuah organisasi. Bila
ditelusuri lebih lanjut, komunikasi organisasi dibagi menjadi dua spesifikasi
yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal yang memiliki
ketergantungan sifat satu dengan yang lainnya.Adapun fungsi komunikasi organisasi menurut Sendjaja
(1994) adalah sebagai berikut:
ü Fungsi
informatif
Organisasi
dapat dipandang sebagai suatu proses informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam
suatu organisasi dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan
tepat waktu.
ü Fungsi
regulatif
Fungsi
ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat
dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu berkaitan dengan orang-orang
yang berada dalam tataran manajemen (yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan
semua informasi yang disampaikan) dan berkaitan dengan pesan.
ü Fungsi
persuasif
Dalam
mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil
sesuai dengan yang diharapkan. Maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi
anggotanya daripada memberi perintah. Sebab tugas yang dilakukan secara sukarela
oleh anggota akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau
pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
ü Fungsi
integratif
Setiap
organisasi berusaha untuk menyediakan media yang memungkinkan anggota dapat melaksanakan
tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan
hal tersebut, pertama saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (buletin, newsletter)
dan laporan kemajuan organisasi. Kedua, saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga,
ataupun kegiatan darmawisata.
Komunikasi organisasi dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan. Adapun ketiga pendekatan tersebut adalah pendekatan sistem,
pendekatan budaya, dan pendekatan kritik. Pertama pendekatan sistem. Teori ini
dipelopori oleh Karl Weick. Menurut Karl, struktur hirarkhi, garis rantai komando
komunikasi, dan prosedur operasi standar merupakan lawan dari inovasi. Ia
melihat organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi
kepada suatu perubahan lingkungan untuk mempertahankan hidup.
Kedua, pendekatan budaya. Suatu organisasi merupakan
sebuah cara hidup (way of live) bagi
para anggotanya, membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya dari
budaya-budaya lainnya. Pacanowsky dan para teoris interpretatif lainnya
menganggap bahwa budaya bukan sesuatu yang dimiliki oleh sebuah organisasi,
tetapi budaya adalah suatu organisasi. Budaya organisasi dihasilkan melalui
interaksi dari anggota-anggotanya.
Pendekatan yang ketiga adalah pendekatan kritik.
Stan Deetz, salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap bahwa kepentingan-kepentingan
organisasi sudah mendominasi hampir semua aspek lainnya dalam masyarakat dan
kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan yang dibuat atas
kepentingan pengaturan organisasi-organisasi.
6. Komunikasi
Massa
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi
media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak (publik). Organisasi-organisasi
media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi dan
mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan dihadirkan
serentak pada khalayak yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu
institusi yang kuat di masyarakat. Dalam komunikasi masa, media massa menjadi
otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada
khalayak.
Ada beberapa pendapat tokoh mengenai komunikasi
massa:
1. Joseph R. Dominick:Komunikasi
massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu
atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen,
dan tersebar.
2. Jalaluddin Rakhmat merangkum:Komunikasi massa
adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,
heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang
sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.Tahapan-tahapan
pembentuk komunikasi massa:
·
Komunikator Profesional
Yaitu komunikasi yang terlembagakan dan
komunikator bukan merupakan individu. Dan komunikator merupakan bagian dari lembaga/organisasi
yang kompleks media massa.
·
Cepat dan Berkelanjutan
Dalam komunikasi massa, yang dimaksud
dengan cepat adalah proses penyampaian pesan lebih cepat karena kecanggihan
teknologi. Contohnya: faximile. Sedangkan berkelanjutan, ialah dalam menyampaikan
pesan tidak sepotong-sepotong tetapi langsung dan lengkap. Sebagai contoh : kasus
yang sedang hangat diberitakan di TV mengenai sidang tersangka kasus korupsi,
tawuran dll. Pesan medisa massa bersifat umum (tidak
ditujukan untuk pribadi tetapi untuk khalayak luas dan heterogen).
·
Khalayak Luas (beragam/heterogen) dan Anonim
Komunikasi
massa tersebar diberbagai tempat dari berbagai kalangan yang beragam sehingga
komunikator tidak dapat mengenal audience.
·
Kesamaan Makna
Dalam
komunikasi massa, pesan yang disampaikan bertujuan untuk menciptakan kesamaan
makna diantara khalayak. Kesamaan makna muncul karena adanya keselarasan
pemahaman pada waktu yang sama. Tetapi pada kenyataannya walaupun pesan yang
disampaikan sama, pemahaman yang ditafsirkan khalayak berbeda-beda.
·
Mempengaruhi khalayak
Komunikasi
massa sangat mempengaruhi khalayak, hal ini bertujuan untuk membentuk suatu
sikap dan perilaku tertentu. Sebagai contoh, para calon kepala daerah yang
berkampanye melalui perdebatan yang disiarkan di TV. Hal ini dapat mempengaruhi
persepsi khalayak dalam memilih calon kepala daerah.
·
Mengutamakan unsur isi dari pada
hubungan
Komunikasi
massa lebih mengutamakan isi/content dari pada hubungan/relationship karena pesannya
melalui media.
·
Bersifat satu arah
Komunikasi
massa bersifat satu arah, akan tetapi pada konteks-konteks tertentu dapat
bersifat dua arah. Sebagai contoh, pada salah satu surat kabar yang menampilkan
halaman khusus bagi surat pembaca. Di sini khalayak dapat memberikan
pendapat/pemikiran sesuai dengan berita yang sedang hangat. Ini merupakan
komunikasi dua arah yang terjadi pada media massa terutama surat kabar.
·
Stimulasi alat indera terbatas
Hal ini merupakan
kelemahan karakteristik komunikasi massa, sebagai contoh, orang buta yang hanya
dapat mendengar radio namun ia tidak
dapat melihat siaran TV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar