Jumat, 12 Oktober 2012

Filsafat Estetika...



Pengalaman yang Bernilai Estetika
Dalam tulisan ini saya akan menjelaskan bagaimana arti estetika dalam kehidupan sehari-hari yang saya lakukan. Sebagai pendahuluan saya akan menjelaskan arti estetika menurut sumber yang saya dapatkan.
Estetika adalah salah satu ilmu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas tentang keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
       
     Estetika berasal dari bahasa Yunani, αισθητική, dibaca aisthetike. Kali pertama digunakan oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.
Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut memengaruhi penilaian terhadap keindahan. Misalnya pada masa romantisme di Perancis, keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah keagungan.
Beberapa penjelasan di atas adalah arti estetika menurut sumber yang saya dapatkan. Jika hal yang sama ditanyakan pada diri saya, yang dimaksud dengan estetika adalah ilmu yang mengandung nilai seni baik seni rupa, seni tari, seni musik, drama dll. Segala sesuatu yang dilakukan manusia dalam bentuk seni termasuk ke dalam estetika.
Semua orang pasti pernah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni. Tidak melihat bagus atau jeleknya suatu karya, segala sesuatunya termasuk dalam kata seni. Sebagai contoh, saat kita bernyanyi waktu kita mandi, secara tidak langsung kita telah melakukan seni suara dengan menyanyi. Jika ada yang bilang bahwa seseorang tidak memiliki jiwa seni, dapat dikatakan itu hal yang mustahil. Bagaimana cara kita berkata, cara kita duduk, cara kita menyapa, itu juga termasuk dalam seni. Namun, jika lebih dikhususkan ke dalam suatu bidang pekerjaan seperti seni rupa yaitu sebagai pelukis, memang tidak semua orang memiliki bakat seni rupa tersebut.
Perspektif seseorang melihat nilai estetika dari sebuah seni itu berbeda-beda. Ada kalanya seseorang melihat lukisan abstrak yang hanya tumpukan garis-garis seperti coretan, bisa dikatakan nilai seni yang terkandung dalam lukisan tersebut sangat tinggi. Tapi, bagi kebanyakan orang yang tidak mengetahui secara rinci, tidak mengetahui di mana letak seni dalam lukisan tersebut. Lukisan itu hanya tumpukan garis-garis seperti coretan anak TK yang sedang belajar menulis.
            Hal lain yang dapat menunujukan bahwa sebuah karya yang dikatakan memiliki nilai seni/estetika yang bagus adalah musik. Jenis-jenis musik ada berbagai macam seperti pop, dangdut, metal, jazz, swing, rock dll. Sebagai contoh, saya lebih suka mendengar lagu-lagu berjenis pop dan jazz. Namun, ada orang yang lebih memilih mendengar lagu-lagu metal. Menurut saya, lagu metal sangat tidak enak untuk didengar, selain lirik yang tidak jelas, suara penyanyi yang berteriak-teriak yang lebih sering seperti kumur-kumur membuat kepala saya sakit. Saya lebih memilih untuk tidak mendengar lagu tersebut. Dalam hal ini, saya mengatakan seni musik pop dan jazz memiliki nilai estetika yang baik dibanding musik metal. Begitu juga sebaliknya bagi mereka yang lebih senang mendengar lagu-lagu metal akan lebih menyukai musik-musik metal dari pada lagu bergenre lain.
            Seperti yang saya katakan di paragraf sebelumnya, setiap orang pasti memiliki jiwa seni. Begitu halnya dengan saya. Saya dapat menggambar, saya dapat berbicara dengan baik, saya dapat bernyanyi, saya dapat menari, saya bisa memainkan drama dan masih banyak lagi. Namun dari semua seni yang saya miliki, yang paling menonjol adalah jiwa seni dalam hal menari. Hal ini terbukti dari prestasi yang saya dapatkan lebih dibandingkan jiwa seni lainnya yang saya miliki.
            Arti seni tari bagi diri saya sendiri adalah bentuk pengeskpresian diri terhadap suatu perasaan. Saya ambil contoh, ketika sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta, tema ini bisa menjadi suatu inspirasi bagi para penari untuk menari. Dengan gerakan yang mengekspresikan jatuh cinta yang kemudian dipadukan dengan musik menjadi suatu paket seni yang menarik untuk disaksikan.
            Seni tari sendiri terdiri dari banyak jenis. Ada tari tradisonal, cha-cha, salsa, samba, break dance, pantomim, dan banyak lagi. Yang menjadi fokus saya dalam menari adalah seni tari Tradisional Melayu khususnya. Jika ditanya mengapa Tradisional Melayu? Ini menyangkut tempat di mana saya lahir dan dibesarkan. Jika saya lahir di Bali, mungkin saya akan menari tarian Tradisional Bali. Seperti kata peribahasa “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.” Maka dari itu, karena saya lahir dan dibesarkan di Bumi Melayu yaitu Pekanbaru-Riau, tarian Tradisional Melayu yang saya dapatkan. Walau memang tidak menutup kemungkinan untuk belajar tarian dari daerah lain.
            Kemampuan menari tarian Tradisonal Melayu menjadi suatu bentuk keunggulan dan nilai positif yang saya temui dalam diri saya pribadi. Saya bangga akan kemampuan dan talenta yang Tuhan berikan dan dapat saya kembangkan dengan baik. Tidak hanya sekedar talenta, jiwa seni tari yang saya miliki ini merupakan gen yang saya dapatkan dari Eyang Putri saya. Beliau dulunya juga dapat menari lemah gemulai dan sekarang menurun pada cucu-cucunya. Hal itu pun terjadi pada kedua adik saya. Dan bisa dikatakan talenta menari itu berkembang dalam diri saya dan kedua adik saya.
            Bakat menari saya terlihat sejak TK, di mana pada suatu acara saya menari bersama teman-teman TK saya. Selain itu, mulai dari SD, ekstrakulikuler yang saya ambil adalah menari. Dan jenis tarian yang diajarkan adalah tari melayu. Tarian Melayu sendiri terdiri dari beberapa gerakan dasar seperti melenggang dan step. Melenggang sama halnya dengan kita berjalan dengan kedua tangan maju kedepan secara bergantian namun hal tersebut dilakukan lebih gemulai. Step adalah melenggang tapi dalam tempo yang lebih cepat. Dua gerakan ini adalah gerakan dasar yang diajarkan waktu saya SD. SMP dan SMApun saya masih menggeluti tarian tradisional dan mewakili sekolah dalam lomba tari se-Kota Pekanbaru.

Tarian yang pernah saya pelajari adalah Tarian Serampang Dua Belas. Tarian ini merupakan tarian berpasangan. Nama Tari Serampang Dua Belas sebetulnya diambil dari dua belas ragam gerakan tari yang bercerita tentang tahapan-tahapan proses pencarian jodoh hingga memasuki tahap perkawinan. Menggunakan properti sapu tangan sebagai gerakan pemersatu. Selain berpasangan tarian ini juga dapat dilakukan berkelompok genap yang membutuhkan keserempakan dalam gerakan. Untuk lebih lengkap ragam apa saja, saya tidak dapat menyebutkan secara rinci, namun jika diminta untuk menarikannya saya masih bisa mengingat gerakannya.

Selain Tari Serampang Dua Belas, Tari Tor-Tor menjadi tarian yang paling mudah untuk dipelajari menurut saya. Tarian khas Sumatra Utara ini sering sekali digunakan dalam acara-acara perkawinan atau acara yang dihadiri oleh orang suku Batak. Tari Tor-Tor dengan properti ulos yang diselempangkan di bahu, dan menjadi kebiasaan apabila tarian ini ditarikan, secara tidak langsung hadirin yang ada pada acara tersebut ikut menari dan menyelipkan uang di jari tangan penari tor-tor. Atau lebih sering disebut dengan saweran.


Selain itu, Tari Persembahan di mana tarian melayu yang selalu menjadi urutan acara paling pertama disetiap acara yang diselenggarakan di Pekanbaru, apa lagi acara-acara penting yang diselenggarakan pemerintah. Tari Persembahan adalah tari di mana manyambut kedatangan tamu yang diundang. Dalam tarian ini biasanya ditarikan oleh 5 penari perempuan atau bilangan ganjil lainnya. Properti yang digunakan adalah tepak sirih. Benda ini berbentuk seperti kotak yang dihias yang di dalamnya berisi gambir, daun sirih dan kapur sirih. Yang membawa biasanya penari yang di tengah. Kemudian setelah selasai, 3 orang penari turun ke tempat duduk tamu yang biasanya tamu penting dan menawarkan isi tepak sirih kepada tamu.

Tari Saman dari Aceh, merupakan tari berkelompok yang membutuhkan kekompakan. Tarian ini diiringi dengan lagu yang dinyanyikan sendiri oleh penari. Seperti contoh, gerakan pertama yaitu gerakan seperti kita mempersilahkan orang untuk masuk dilakukan dalam posisi duduk dengan kedua kaki dibelakang. Contoh lagu yang mengiringi gerakan tari saman:
“Salamualikum kupara penonton.. Laila la aho.. Simale munengon kami berseni.. Lahoya, sarre e hala lem hahalla.. Lahova hele lem hehelle.. Le enyan-enyan.. Ho lam an laho.. Salamni kami kadang gih meh kona.. Laila la aho.. Salam merdeka ibuh kin tutupe.. Hiye sigenyan enyan e alah.. Nyan e hailallah… Laila la aho, ala aho…”
Selain tarian-tarian yang merupakan tarian tardisional suatu daerah, tarian modern seperti cha-cha, salsa juga pernah saya pelajari. Lebih tepatnya tarian yang dikutip dari tarian tersebut. Seperti tarian Jay-Ho di mana musik modern dengan tempo cepat. Berbeda dengan properti yang dipakai saat tari tradisional, tari Jay-Ho ini lebih mengambil tema casual feminim. Dengan menggunakan high heels, ini yang menjadi kendala awal saya mempelajarinya. Namun, seiring dengan latihan rutin, kendala tersebut dapat diatasi.
Bakat tari yang saya miliki ini, juga dimanfaatkan sebagai perwakilan sekolah dalam lomba tari melayu se-Kota Pekanbaru. Baik SMP maupun SMA, saya pernah mewakili sekolah saya dalam ajang Festival Lomba Seni dan Budaya yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan sebagai peringatan Hari Pendidikan yang jatuh setiap tanggal 2 Mei. Tarian yang dilombakan biasanya bertema tari melayu modern. Ini bermaksud, tidak terpaku oleh satu bentuk tarian dan musik yang mengiringi tarian tersebut. Kreatifitas dalam hal gerakan dan keselarasan dengan musik sangat diperlukan.
Lomba Tari Melayu Mei 2010
Seperti lomba tari yang saya ikuti pada tahun 2010. Saya dan lima orang teman saya Velycia, Andrelia, Lidya, Marrina dan Corry terpilih untuk mewakili SMA kami untuk mengikuti lomba tari yang diadakan untuk menyambut hari pendidikan. Waktu yang diberikan hanya sebulan sebelum perlombaan. Tema yang menjadi inspirasi pada saat itu adalah tema ibu-ibu tani yang sedang musim panen. Terlihat dari properti yang kami kenakan yaitu topi caping para petani, dandanan serta rambut yang dicepol dan tentunya gerakan-gerakan seolah-olah sedang memanen. Kami latihan setiap 2 jam terakhir sebelum pulang sekolah dan intensitas ditingkatkan beberapa hari sebelum hari-H untuk pembersihan gerak. Usaha dan niat yang kami lakukan membuahkan hasil, kami berhasil masuk 6 besar dari 15 SMA yang mengikuti lomba tersebut. Dan juga tidak terlepas dari peran guru tari saya Mr. Sunardi. Beliau adalah penari sekaligus pemilik sanggar yang mempunyai nama di Pekanbaru.
Gambar di atas diambil sesudah kami tampil lomba. Terlihat 5 orang laki-laki berbaju hitam, mereka adalah tim musik tarian kami yang sengaja dibuat untuk lomba. Di ketuai oleh Om Angga yang memakai peci di tengah.
Saya sendiri setidaknya sudah mewakili 3 kali perlombaan tari melayu modern. Pertama kali saat saya duduk di kelas 2 SMP, 1 SMA dan kelas 2 SMA. Untuk tema lomba tari waktu SMP sekitar tahun 2008 adalah zapin (seperti pada gambar). Mengambil gerakan zapin modern dengan pola lantai yang diselaraskan. Terdiri dari 6 penari yaitu (urut dari yang paling kiri) Yohana, Andrelia, Velycia, Cecilia (saya), Corry dan Gabby. Ini pertama kali saya mewakili sekolah untuk mengikuti lomba tari. Dan keberuntungan belum berpihak kepada kami untuk bisa menang.

Miss you guys.:*
            




with Velycia :*
Gambar di samping adalah perlombaan terakhir yang saya ikuti. Tema yang diangkat dalam tarian ini adalah kompang. Kompang adalah alat musik yang biasa dipakai masyarakat Melayu untuk mengiringi lagu-lagu rohani. Dan kebetulan syarat dan ketentuan yang berlaku untuk lomba kali ini, hanya diperbolehkan 2 orang penari. Kemudian saya dipercaya lagi untuk mewakili SMA saya bersama sahabat saya Velycia Katrin Wijaya. Namun, karena pemenang yang diambil hanya 3 besar dari 10 peserta, kami belum bisa menembus juara.



Bukan masalah yang berarti kalau tidak menang, pengalaman yang paling penting yang saya dapatkan. Dididik untuk menjadi pribadi yang sportif dan mau menerima kekurangan serta kritikan akibat suatu kekalahan merupakan hal yang lebih penting.
Kesetiaan saya terhadap tarian tradisional dan tari Melayu khususnya adalah bentuk keprihatinan saya terhadap ketidakpedulian generasi muda dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang begitu indah dan sangat disayangkan jika semua itu hilang dengan begitu saja. Kesenian dengan kebudayaan itu erat kaitannya. Jadi, suatu seni yang bagus itu juga didasarkan pada budaya yang bagus serta tertata dan terpelihara dengan baik.
Saya bangga dengan apa yang pernah saya lakukan. Saya menjadi salah seorang generasi muda yang mau melestarikan tarian tradisional khusunya Melayu. Yang seperti kita ketahui, anak muda zaman sekarang lebih memilih modern dance sebagai pilihan mereka dibandingkan dengan tarian tradisional. Tidak salah memang, tetapi alangkah baiknya jika tarian tradisional juga menjadi prioritas.
Sebagai harapan saya terhadap seni tari di Indonesia khususnya adalah, saya berharap bahwa akan banyak orang-orang terutama generasi muda yang seperti saya atau bahkan lebih. Mereka sadar akan pentingnya pelestarian kesenian suatu budaya. Sehingga pada akhirnya nanti, anak cucu yang akan datang, masih bisa mengetahui budaya yang ada saat ini. Dan bangga bahwa mereka menjadi salah satu bagian dari budaya tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
                          , Estetikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Estetika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar