A. Komunikasi
Dalam definisi
kontemporer, komunikasi merujuk pada cara berbagi pikiran, makna, pesan dianut
secara sama. Sedangkan dalam makna lain, komunikasi yang dalam bahasa Inggris
communication dan dalam bahasa Belanda communicate, berasal dari bahasa latin,
yaitu dari kata communis yang
berarti sama. Sama di sini berarti sama dalam makna (Effendi, 2004:41).Secara terminologis, para ahli telah mendefinikan komunikasi dalam berbagai prespektif. Dalam prespektif filsafat, komunikasi dimaknai untuk mempersoalkan apakah hakikat komunikator/komunikan, dan bagaimana ia menggunakan komunikasi untuk berhubungan dengan realitas lain di alam semesta (Rakhmat, 1997: 8)
berarti sama. Sama di sini berarti sama dalam makna (Effendi, 2004:41).Secara terminologis, para ahli telah mendefinikan komunikasi dalam berbagai prespektif. Dalam prespektif filsafat, komunikasi dimaknai untuk mempersoalkan apakah hakikat komunikator/komunikan, dan bagaimana ia menggunakan komunikasi untuk berhubungan dengan realitas lain di alam semesta (Rakhmat, 1997: 8)
B. Hakekat
Filsafat Komunikasi
Menurut Prof. Onong
Uchjana Effendy, MA, dalam bukunya “Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi”, bahwa
“Filsafat Komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen)
secara fundamental, metodologis, sistematis, analisis, kritis, dan holistis
teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya,
sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, teknik dan perannya.
C. Filsafat
sebagai akar ilmu komunikasi
Para ahli sepakat
bahwa landasan ilmu komunikasi yang pertama adalah filsafat. Filsafat melandasi
ilmu komunikasi dari domain ethos, pathos, dan logos dari teori Aristoteles dan
Plato.
- Ethos merupakan komponen filsafat yang mengajarkan ilmuwan tentang pentingnya rambu-rambu normative dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi kunci utama bagi hubungan antara ilmu dan masyarakat.
- Pathos merupakan komponen filsafat yang menyangkut aspek emosi atau rasa yang ada dalam diri manusia sebagai makhluk yang senantiasa mencintai keindahan, penghargaan, yang dengan ini manusia berpeluang untuk melakukan improvisasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
- Logos merupakan komponen filsafat yang membimbing para ilmuwan untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan pada pemikiran yang bersifat nalar dan rasional, yang dicirikan oleh argument-argumen yang logis.
Komponen yang lain dari filsafat adalah komponen piker, yang terdiri dari
etika, logika, dan estetika, Komponen ini bersinegri dengan aspek kajian
ontologi (keapaan), epistemologi (kebagaimanaan), dan aksiologi (kegunaan atau
kemanfaatan).
Pada dasarnya filsafat
komunikasi memberikan pengetahuan tentang kedudukan Ilmu Komunikasi dari
perspektif epistemology:
1.
Ontologis: What It Is?
Ontologi berarti studi
tentang arti “ada” dan “berada”, tentang cirri-ciri esensial dari yang ada
dalam dirinya sendiri, menurut bentuknya yang paling abstrak (Suparlan: 2005).
Ontolgi sendiri berarti memahami hakikat jenis ilmu pengetahuan itu sendiri
yang dalam hal ini adalah Ilmu Komunikasi.
Ilmu komunikasi
dipahami melalui objek materi dan objek formal. Secara ontologism, Ilmu
komunikasi sebagai objek materi dipahami sebagai sesuatu yang monoteistik pada
tingkat yang paling abstrak atau yang paling tinggi sebagai sebuah kesatuan dan
kesamaan sebagai makhluk atau benda. Sementara objek forma melihat Ilmu
Komunikasi sebagai suatu sudut pandang (point of view), yang selanjutnya
menentukan ruang lingkup studi itu sendiri.
Contoh relevan aspek
ontologis Ilmu Komunikasi adalah sejarah ilmu Komunikasi, Founding Father,
Teori Komunikasi, Tradisi Ilmu Komunikasi, Komunikasi Manusia, dll.
2.
Epistemologis: How To
Get?
Hakikat pribadi ilmu
(Komunikasi) yaitu berkaitan dengan pengetahuan mengenai pengetahuan ilmu
(Komunikasi) sendiri atau Theory of Knowledge. Persoalan utama epsitemologis
Ilmu Komunikasi adalah mengenai persoalan apa yang dapat kita ketahui dan
bagaimana cara mengetahuinya, “what can we know, and how do we know it?”
(Lacey: 1976). Menurut Lacey, hal-hal yang terkait meliputi “belief,
understanding, reson, judgement, sensation, imagination, supposing, guesting,
learning, and forgetting”.
Secara sederhana
sebetulnya perdebatan mengenai epistemology Ilmu Komunikasi sudah sejak
kemunculan Komunikasi sebagai ilmu. Perdebatan apakah Ilmu Komunikasi adalah
sebuah ilmu atau bukan sangat erat kaitannya dengan bagaimana proses penetapan
suatu bidang menjadi sebuah ilmu. Dilihat sejarahnya, maka Ilmu Komunikasi
dikatakan sebagai ilmu tidak terlepas dari ilmu-ilmu social yang terlebih
dahulu ada. pengaruh Sosiologi dan Psikologi sangat berkontribusi atas lahirnya
ilmu ini. Bahkan nama-nama seperti Laswell, Schramm, Hovland, Freud, sangat
besar pengaruhnya atas perkembangan keilmuan Komunikasi. Dan memang, Komunikasi
ditelaah lebih jauh menjadi sebuah ilmu baru oada abad ke-19 di daratan Amerika
yang sangat erat kaitannya dengan aspek aksiologis ilmu ini sendiri.
Contoh konkret epistemologis
dalam Ilmu Komunikasi dapat dilihat dari proses perkembangan kajian keilmuan
Komunikasi di Amerika (Lihat History of Communication, Griffin: 2002). Kajian
Komunikasi yang dipelajari untuk kepentingan manusia pada masa peperangan
semakin meneguhkan Komunikasi menjadi sebuah ilmu.
3.
Aksiologis: What For?
Hakikat individual
ilmu pengetahuan yang bersitaf etik terkait aspek kebermanfaat ilmu itu
sendiri. Seperti yang telah disinggung pada aspek epistemologis bahwa aspek
aksiologis sangat terkait dengan tujuan pragmatic filosofis yaitu azas
kebermanfaatan dengan tujuan kepentingan manusia itu sendiri. Perkembangan ilmu
Komunikasi erat kaitannya dengan kebutuhan manusia akan komunikasi.
Kebutuhan memengaruhi
(persuasive), retoris (public speaking), spreading of information, propaganda,
adalah sebagian kecil dari manfaat Ilmu Komunikasi. Secara pragmatis, aspek
aksiologis dari Ilmu Komunikasi terjawab seiring perkembangan kebutuhan
manusia.
D. Kesimpulan
Jadi Filsafat
komunikasi merupakan suatu disiplin yang menelaah pemahaman secara mendalam
(verstehen) mengenai teori dan proses komunikasi. Selanjutnya
menurut Departemen of Communication University of Hawaii menyatakan
“Communication as a social science”, yaitu mencakupi tiga kriteria bidang
komunikasi sebagai suatu ilmu sosial, antara lain:
1.
The field of study is
theory based Bidang studi
komunikasi yang berdasarkan teori.
2.
The field of study is
grounded in quantitive or empirical analysis Bidang studi komunikasi berlandaskan kuantitatif atau analisis
empiris.
3.
The field of study has
a recognized tradition Bidang studi
komunikasi mempunyai tradisi yang sudah diakui.
referensi :
Suhartono, Suparlan. Filsafat Ilmu Pengetahuan.
Yogyakarta: Ar Ruzz. 2005.Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu
Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya..2001.
Effendy, Onong
Uchyana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung. Remaja
Rosdakarya. 1994
Cangara, Hafied. Pengantar
Ilmu Komunikasi. Edisi Revisi. Jakarta. Raja Grafindo Persada. 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar