Sejarah
komunikasi massa tidak terlepas dari yang namanya bahasa, tulisan dan tentunya
cetakan. Bahasa yang semula hanya sebuah teori yang di ciptakan manusia untuk
berkomunikasi dengan sesama manusia. Seperti contohnya adalah teori kontak
fisik yang bermaksud ketika seseorang mencubit salah seorang lainnya dan meneriakan
“aaaww” itu pertanda bahwa orang tersebut merasa sakit. Semakin banyaknya
bahasa yang telah di buat, manusia berusaha untuk menuliskan apa yang mereka
tahu. Namun, keterbatasan harus di mana mereka menulis adalah kendalanya.
Lambat laun, manusia menciptakan kertas dari kayu yang berasal dari China. Korelasi
diantara tiga unsur tersebut menjadikan komunikasi massa semakin mudah. Setiap
orang dapat membaca koran ataupun mendapatkan informasi dari media massa
lainnya.
Komunikasi
massa tidak hanya berarti melalui surat kabar. Tetapi juga lewat media-media
lain yang bersifat ditujukan kepada massa,
seperti fotografi, film,
televisi, dan radio. Tokoh yang mengembangkan fotografi adalah Joseph Nicephore
Niepce asal Prancis pada tahun 1816. Perkembangan fotografi ini merupakan awal
terciptanya sebuah karya film. Pada awalnya film terbentuk ketika sekumpulan
gambar/foto diliat secara cepat dan berurutan menggunakan mesin zoopraxiscope
sehingga gambar tersebut seolah-olah sedang bergerak. (Baran,Stanley:2010)
Dan terus dikembangkan lagi hingga sekarang proses pembuatan film semakin lebih
canggih dan lebih baik. Di Indonesia sendiri, perkembangan film sangat pesat.
Film pertama hasil karya anak bangsa adalah tahun 1950 film yang berjudul
“Darah dan Doa” yang di sutradarai oleh Usmar Ismail dengan tokoh utamanya
Faridah yang naskahnya di tulis oleh Sitor Situmorang. Sesuai dengan
perkembangan zaman, perfilman di Indonesia semakin maju dan pesat. Banyak judul-judul
film yang telah tercipta walau tidak semuanya mempunyai mutu yang bagus.
Radio
adalah media massa elektronik pertama dan medium penyiaran nasional yang
pertama. Bapak radio adalah Guglielmo Marcony. Ide penyiaran radio yaitu mentrasmisikan suara dan musik pada jarak yg lebih jauh.
Perkembangan radio ini pun dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan dengan
menyiarkan iklan-iklan suatu produk.
Ketika
berbicara mengenai sejarah televisi
indonesia, tidak terlepas dari TVRI (Televisi
Republik Indonesia). TVRI adalah stasiun televisi pertama yang ada di
Indonesia. TVRI terbentuk pada tanggal 17 Agustus 1967 yang merupakan proyek
khusus untuk menyiarkan Asean Games yang diadakan di Jakarta. Selain itu juga,
dengan adanya TVRI ini akan menjadi sebuah gengsi bangsa Indonesia sendiri
sebagai eksistensi terhadap negara lainnya. Pada mulanya TVRI menjadi alat
propaganda pemerintah. Namun pasca 1998, TVRI dapat melepaskan diri dari
pemerintah dengan mendirikan Perjan (Perusahaan Jawatan).
Sepanjang sejarahnya TVRI, dengan alasan
yang berbeda memang sangat rentan terhadap intervensi politik tertentu. TVRI
selalu identik dengan intrik antarkekuatan politik, individu atau parpol dengan
ambisi untuk menggunakan TVRI sebagai kendaraan politik guna mencapai tujuan tertentu.
Meskipun kalah bersaing dengan stasiun swasta, TVRI bagaimanapun tetap
menggiurkan secara politik dan ekonomi karena daya jangkau TVRI paling luas
dibandingkan televisi swasta lainnya.
Perkembangan zaman yang semakin maju
membuat industri media tradisional berubah menjadi industri media digital. Yang
pada mulanya mengikuti jejak industri pembuatan permainan di komputer yang
sukses karena melewati media digital. Faktor penghematan biaya untuk menyimpan
dan mendistribusikan informasi, pemberian nilai tambah terhadap isi media
tradisional dan semakin terfokusnya pada kebutuhan dan keinginan konsumen
sebagai individu merupakan faktor pendorong organisasi-organisasi tradisional
untuk mengembangkan media digital. Hingga sekarang media digital sudah merambah
ke televisi dan radio yang dapat di akses melalui
internet. Hanya saja untuk Indonesia sendiri penggunaan televisi digital masih
dalam pertimbangan karena harus membutuhkan infrastruktur baru untuk
memproduksi dan menyiarkan program televisi digital serta harga pesawat televisi
digital masih belum terjangkau oleh sebagian besar khalayak penonton televisi.
Daftar Pustaka
Baran,Stanley J. 2010. Pengantar Komunikasi Massa:Literasi Media
dan Budaya. . Salemba Humanika : Jakarta
Effendy,Hery.2008.Industri Perfiman Indonesia.
Erlangga:Jakarta
Baran,Stanley J.2008. Pengantar
Komunikasi Massa:Melek Media dan Budaya. Erlangga:Jakarta Dominick,Joseph
R. 2009. The Dynamics of Mass
Communication:Media in the Digital Age. McGraw-Hill: New York
Sudibyo,Agus.2004.
Ekonomi Politik Media Penyiaran.LKiS:Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar