Sabtu, 05 Oktober 2013

Komunikasi Interpersonal


  1. Definisi Komunikasi Interpersonal

Tidak asing bagi kita membaca atau mendengar istilah komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi. Istilah ini tampak sederhana. Pemahaman masyarakat luas mengenai komunikasi, justru mengesankan pengertian komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain/pihak lain. Menurut pemahaman seperti ini, komunikasi dikaitkan dengan pertukaran informasi yang bermakna dan harus membawa hasil di antara orang-orang yang berkomunikasi. Komunikasi interpersonal menghendaki informasi atau pesan dapat tersampaikan dan hubungan di antara orang yang berkomunikasi dapat terjalin. Oleh karena itu setiap orang apapun tujuan mereka, dituntut memiliki keterampilan komunikasi interpersonal agar mereka bisa berbagi informasi, bergaul dan menjalin kerjasama untuk bisa bertahan hidup.
Komunikasi interpersonal diartikan Mulyana (2000: 73) sebagai komunikasi antara orang-orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal. Ia menjelaskan bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang, seperti seorang guru dengan murid. Komunikasi demikian menunjukkan: pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat dan mereka saling mengirim dan menerima pesan baik verbal ataupun non-verbal secara simultan dan spontan.
Dari berbagai sumber misalnya Hardjana, A.M.,(2003), Yuyun Wirasasmita (2002), Joseph A. DeVito (2007), Richard West dan Lynn H. Turner (2006) dan Onong U. Effendi (2005), selengkapnya dapat dibaca dalam makalah penulis (Sursono, 2008), dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal pada dasarnya merupakan komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang bersifat langsung dan dialogis. Langsung dan dialogis yang dimaksud adalah bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam proses komunikasi dapat diketahui pada saat itu juga, misalnya kalau ada yang kurang jelas maka dapat ditanyakan dan dijawab pada saat itu sehingga diharapkan dapat lebih efektif. Dengan proses komunikasi yang langsung, dialogis dan berjalan secara akrab diharapkan akan memberikan dampak yang lebih kuat pengaruhnya bagi pihak lain yang mendengar dan melihat apa yang menjadi pokok pembicaraan.
Menurut Kathleen S. Verderber et al. (2007), komunikasi antarpribadi/intrapersonal merupakan proses melalui mana orang menciptakan dan mengelola hubungan mereka, melaksanakan tanggung jawab secara timbal balik dalam menciptakan makna.
Karakteristik-karakteristik komunikasi intrapersonal menurut Richard L. Weaver II (1993) :
1.      Melibatkan paling sedikit dua orang
2.      Adanya umpan balik / feedback
3.      Tidak harus tatap muka. Penggunaan media adalah sarana yang dilakukan.
4.      Tidak harus bertujuan. Penyampaian pesan yang secara tidak sadar terlontarkan.
5.      Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect .
6.      Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata.
7.      Dipengaruhi oleh konteks.
8.      Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise




  1. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Tujuan komunikasi interpersonal sebagaimana dikemukakan DeVito (1992: 13-14), yaitu:
1.      Untuk mempelajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek, peristiwa dan orang lain. Meskipun informasi tentang dunia luar itu kita kenal umumnya melalui mass-media, tetapi hal itu pada akhirnya seringkali didiskusikan, dipelajari, diinternalisasi melalui komunikasi interpersonal. Nilai-nilai, sistem kepercayaan, dan sikap-sikap nampaknya lebih banyak dipengaruhi oleh pertemuan interpersonal daripada dipengaruhi media bahkan sekolah. Oleh karena itu komunikasi interpersonal sebenarnya memberi peluang kepada kita untuk belajar tentang diri kita sendiri. Sangat mungkin hal itu menarik perhatian atau mengejutkan dan bahkan amat berguna karena yang dibicarakan perasaan kita, pemikiran kita dan perilaku kita sendiri. Selanjutnya, melalui komunikasi interpersonal kita mengevaluasi keadaan diri kita untuk kemudian kita membandingkannya dengan kondisi sosial orang lain. Cara seperti ini menghasilkan self-concept yang makin berkembang dan mendorong perluasan pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya melakukan perubahan/inovasi.
2.      Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau keakraban. Melalui komunikasi interpersonalkita berkeinginan untuk menjalin rasa cinta dan kasih sayang. Di samping cara demikian mengurangi rasa kesepian atau rasa depresi, komunikasi interpersonal bertujuan membagi dan meningkatkan rasa bahagia yang pada akhirnya mengembangkan perasaan positif tentang diri kita sendiri. Kita diajari tidak boleh iri, dengki, dendam, saling fitnah dan saling bunuh; kita semua akan mati dan dikuburkan orang lain.
3.      Untuk mempengaruhi sikap-sikap dan perilaku orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sering mengajak dan membujuk seseorang untuk menetapkan cara-cara tertentu yang lebih menguntungkan, untuk mendengarkan musik atau isi suatu rekaman, untuk mengambil kursus tertentu, untuk menggunakan obat atau ramuan tertentu, untuk bersama-sama terlibat dalam kegiatan dan sebagainya. Upaya mempengaruhi pihak lain menjadi demikian penting bagi pengawas/penilik kependidikan yang memang tugasnya melakukan pembinaan.
4.      Untuk menghibur diri atau bermain. Kita bisa mendengarkan pelawak, pembicaraan, dan musik. Kita juga bisa menghibur orang lain, mengutarakan lelucon menceriterakan kisah-kisah yang menarik. Tujuan demikian menjadi penting manakala orang-orang sudah demikian serius dan beranjak stres dalam melaksanakan pekerjaan.

  1. Faktor-Faktor Kefektifan Komunikasi Interpersonal

Menurut Widjaja (2000) faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi interpersonal agar menjadi lebih efektif adalah :
a.       Keterbukaan
Sifat keterbukaan menunjukkan paling tidak dua aspek tentang komunikasi interpersonal. Aspek pertama yaitu, bahwa kita harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Dari sini orang lain akan mengetahui pendapat, pikiran dan gagasan kita. Sehingga komunikasi akan mudah dilakukan. Aspek kedua dari keterbukaan merujuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain dengan jujur dan terus terang segala sesuatu yang dikatakannya, demikian sebaliknya.

b.      Empati
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain. Mungkin yang paling sulit dari faktor komunikasi adalah kemampuan untuk berempati terhadap pengalaman orang lain. Karena dalam empati, seseorang tidak melakukan penilaian terhadap perilaku orang lain tetapi sebaliknya harus dapat mengetahui perasaan, kesukaan, nilai, sikap dan perilaku orang lain.
c.       Perilaku Sportif
Komunikasi interpersonal akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku sportif, artinya seseorang dalam menghadapi suatu masalah tidak bersikap bertahan (defensif).

  1. Kelemahan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal memiliki beberapa kelemahan dalam menyampaikan pesan dari komunikan ke komunikator. Sesuai dengan penjelasan definisi diawal bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi dua orang tatap muka yang saling bertukar informasi. Hal inilah yang menjadi kelemahan komunikasi interpersonal. Dilihat dari segi efisiensi waktu yang digunakan, bahwa komunikasi interpersonal ini sangat tidak efisien jikalau harus bertemu. Karena kesibukan seseorang dengan orang lain sangat berbeda. Memang benar komunikasi yang dilakukan dengan tatap muka secara langsung dapat mengubah perilaku, ini menjadi keuntungan dari komunikasi interpersonal. Namun, pertemuan antara dua orang atau lebih tersebut juga pasti terbatas oleh kesibukan masing-masing yang membuat mereka jarang bertemu di waktu dan tempat yang sama. Maka dari itu, efisiensi waktu menjadi kelemahan komunikasi interpersonal.
Jangkauan komunikasi interpersonal terbatas. Membutuhkan media sebagai sarana dalam berkomunikasi interpersonal. Saat ini, banyak kita lihat sarana-sarana untuk menunjang kita untuk berkomunikasi interpersonal dengan orang lain. Walaupun berbeda jarak, komunikasi dan bertukar informasi dapat berjalan. Banyak media-media yang dapat digunakan seperti Video Call yang dapat diakses melalui facebook, gmail, skype, ymail, dan media-media lainnya.
Dengan adanya video call ini dapat menjadikan komunikasi interpersonal lebih efisien. Hanya saja kendala tetap ada seperti masalah pada teknis contohnya koneksi internet yang jelek, atau gangguan lainnya yang menghambat proses komunikasi.










Daftar Pustaka
Cangara, H. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Devito, Joseph A. (1996). Human Communication. Alih bahasa oleh Maulana, Agus. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books
Devito, Joseph A. (1992). The Interpersonal Communication Book. Sixth Edition. New York: Harper Collins Publishers
Mulyana, Deddy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Widjaja. (2000). Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta : Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar