- Definisi Komunikasi Interpersonal
Tidak asing bagi kita membaca atau mendengar istilah
komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi. Istilah ini tampak
sederhana. Pemahaman masyarakat luas mengenai komunikasi, justru mengesankan
pengertian komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal merupakan suatu
proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain/pihak lain. Menurut
pemahaman seperti ini, komunikasi dikaitkan dengan pertukaran informasi yang
bermakna dan harus membawa hasil di antara orang-orang yang berkomunikasi.
Komunikasi interpersonal menghendaki informasi atau pesan dapat tersampaikan
dan hubungan di antara orang yang berkomunikasi dapat terjalin. Oleh karena itu
setiap orang apapun tujuan mereka, dituntut memiliki keterampilan komunikasi
interpersonal agar mereka bisa berbagi informasi, bergaul dan menjalin
kerjasama untuk bisa bertahan hidup.
Komunikasi
interpersonal diartikan Mulyana (2000: 73) sebagai komunikasi antara
orang-orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal. Ia
menjelaskan bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi diadik
yang melibatkan hanya dua orang, seperti seorang guru dengan murid. Komunikasi
demikian menunjukkan: pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang
dekat dan mereka saling mengirim dan menerima pesan baik verbal ataupun non-verbal
secara simultan dan spontan.
Dari berbagai sumber misalnya Hardjana,
A.M.,(2003), Yuyun Wirasasmita (2002), Joseph A. DeVito (2007), Richard West
dan Lynn H. Turner (2006) dan Onong U. Effendi (2005), selengkapnya dapat
dibaca dalam makalah penulis (Sursono, 2008), dapat disimpulkan bahwa
komunikasi interpersonal pada dasarnya merupakan komunikasi yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih yang bersifat langsung dan dialogis. Langsung dan dialogis
yang dimaksud adalah bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam proses komunikasi
dapat diketahui pada saat itu juga, misalnya kalau ada yang kurang jelas maka
dapat ditanyakan dan dijawab pada saat itu sehingga diharapkan dapat lebih
efektif. Dengan proses komunikasi yang langsung, dialogis dan berjalan secara akrab
diharapkan akan memberikan dampak yang lebih kuat pengaruhnya bagi pihak lain
yang mendengar dan melihat apa yang menjadi pokok pembicaraan.
Menurut Kathleen S. Verderber et al. (2007), komunikasi
antarpribadi/intrapersonal merupakan proses melalui mana orang menciptakan dan
mengelola hubungan mereka, melaksanakan tanggung jawab secara timbal balik
dalam menciptakan makna.
Karakteristik-karakteristik komunikasi
intrapersonal menurut Richard L. Weaver II (1993) :
1.
Melibatkan paling sedikit dua orang
2.
Adanya umpan balik / feedback
3.
Tidak harus tatap muka. Penggunaan media
adalah sarana yang dilakukan.
4.
Tidak harus bertujuan. Penyampaian pesan
yang secara tidak sadar terlontarkan.
5.
Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect .
6.
Tidak harus melibatkan atau menggunakan
kata-kata.
7.
Dipengaruhi oleh konteks.
8.
Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise
- Tujuan Komunikasi Interpersonal
Tujuan
komunikasi interpersonal sebagaimana dikemukakan DeVito (1992: 13-14), yaitu:
1.
Untuk mempelajari secara
lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek, peristiwa dan orang lain.
Meskipun informasi tentang dunia luar itu kita kenal umumnya melalui
mass-media, tetapi hal itu pada akhirnya seringkali didiskusikan, dipelajari,
diinternalisasi melalui komunikasi interpersonal. Nilai-nilai, sistem
kepercayaan, dan sikap-sikap nampaknya lebih banyak dipengaruhi oleh pertemuan
interpersonal daripada dipengaruhi media bahkan sekolah. Oleh karena itu
komunikasi interpersonal sebenarnya memberi peluang kepada kita untuk belajar
tentang diri kita sendiri. Sangat mungkin hal itu menarik perhatian atau
mengejutkan dan bahkan amat berguna karena yang dibicarakan perasaan kita,
pemikiran kita dan perilaku kita sendiri. Selanjutnya, melalui komunikasi
interpersonal kita mengevaluasi keadaan diri kita untuk kemudian kita
membandingkannya dengan kondisi sosial orang lain. Cara seperti ini
menghasilkan self-concept yang makin
berkembang dan mendorong perluasan pengetahuan dan keterampilan yang pada
akhirnya melakukan perubahan/inovasi.
2.
Untuk memelihara hubungan
dan mengembangkan kedekatan atau keakraban. Melalui komunikasi
interpersonalkita berkeinginan untuk menjalin rasa cinta dan kasih sayang. Di
samping cara demikian mengurangi rasa kesepian atau rasa depresi, komunikasi
interpersonal bertujuan membagi dan meningkatkan rasa bahagia yang pada
akhirnya mengembangkan perasaan positif tentang diri kita sendiri. Kita diajari
tidak boleh iri, dengki, dendam, saling fitnah dan saling bunuh; kita semua
akan mati dan dikuburkan orang lain.
3.
Untuk mempengaruhi sikap-sikap
dan perilaku orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sering mengajak
dan membujuk seseorang untuk menetapkan cara-cara tertentu yang lebih
menguntungkan, untuk mendengarkan musik atau isi suatu rekaman, untuk mengambil
kursus tertentu, untuk menggunakan obat atau ramuan tertentu, untuk
bersama-sama terlibat dalam kegiatan dan sebagainya. Upaya mempengaruhi pihak
lain menjadi demikian penting bagi pengawas/penilik kependidikan yang memang
tugasnya melakukan pembinaan.
4. Untuk menghibur diri atau bermain. Kita bisa mendengarkan pelawak,
pembicaraan, dan musik. Kita juga bisa menghibur orang lain, mengutarakan
lelucon menceriterakan kisah-kisah yang menarik. Tujuan demikian menjadi
penting manakala orang-orang sudah demikian serius dan beranjak stres dalam
melaksanakan pekerjaan.
- Faktor-Faktor
Kefektifan Komunikasi Interpersonal
Menurut Widjaja (2000) faktor yang dapat
mempengaruhi komunikasi interpersonal agar menjadi lebih efektif adalah
:
a.
Keterbukaan
Sifat
keterbukaan menunjukkan paling tidak dua aspek tentang komunikasi interpersonal.
Aspek pertama yaitu, bahwa kita harus terbuka pada orang-orang yang
berinteraksi dengan kita. Dari sini orang lain akan mengetahui pendapat,
pikiran dan gagasan kita. Sehingga komunikasi akan mudah dilakukan. Aspek kedua
dari keterbukaan merujuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap
orang lain dengan jujur dan terus terang segala sesuatu yang dikatakannya,
demikian sebaliknya.
b.
Empati
Empati adalah
kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang
lain. Mungkin yang paling sulit dari faktor komunikasi adalah kemampuan untuk
berempati terhadap pengalaman orang lain. Karena dalam empati, seseorang tidak
melakukan penilaian terhadap perilaku orang lain tetapi sebaliknya harus dapat
mengetahui perasaan, kesukaan, nilai, sikap dan perilaku orang lain.
c.
Perilaku Sportif
Komunikasi interpersonal
akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku sportif, artinya
seseorang dalam menghadapi suatu masalah tidak bersikap bertahan (defensif).
- Kelemahan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi
interpersonal memiliki beberapa kelemahan dalam menyampaikan pesan dari
komunikan ke komunikator. Sesuai dengan penjelasan definisi diawal bahwa
komunikasi interpersonal adalah komunikasi dua orang tatap muka yang saling
bertukar informasi. Hal inilah yang menjadi kelemahan komunikasi interpersonal.
Dilihat dari segi efisiensi waktu yang digunakan, bahwa komunikasi
interpersonal ini sangat tidak efisien jikalau harus bertemu. Karena kesibukan
seseorang dengan orang lain sangat berbeda. Memang benar komunikasi yang
dilakukan dengan tatap muka secara langsung dapat mengubah perilaku, ini
menjadi keuntungan dari komunikasi interpersonal. Namun, pertemuan antara dua
orang atau lebih tersebut juga pasti terbatas oleh kesibukan masing-masing yang
membuat mereka jarang bertemu di waktu dan tempat yang sama. Maka dari itu,
efisiensi waktu menjadi kelemahan komunikasi interpersonal.
Jangkauan komunikasi
interpersonal terbatas. Membutuhkan media sebagai sarana dalam berkomunikasi
interpersonal. Saat ini, banyak kita lihat sarana-sarana untuk menunjang kita
untuk berkomunikasi interpersonal dengan orang lain. Walaupun berbeda jarak,
komunikasi dan bertukar informasi dapat berjalan. Banyak media-media yang dapat
digunakan seperti Video Call yang
dapat diakses melalui facebook, gmail,
skype, ymail, dan media-media lainnya.
Dengan
adanya video call ini dapat
menjadikan komunikasi interpersonal lebih efisien. Hanya saja kendala tetap ada
seperti masalah pada teknis contohnya koneksi internet yang jelek, atau
gangguan lainnya yang menghambat proses komunikasi.
Daftar Pustaka
Cangara, H.
(2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Devito,
Joseph A. (1996). Human Communication. Alih bahasa oleh Maulana, Agus. (1997).
Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books
Devito, Joseph A. (1992).
The Interpersonal Communication Book. Sixth Edition. New York: Harper Collins
Publishers
Mulyana, Deddy. (2002). Metodologi
Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi:
Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Widjaja. (2000). Ilmu Komunikasi
Pengantar Studi. Jakarta : Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar