Resume Kelompok II
Gangnam Style sebagai Suatu
Fenomena
Kelompok
II yang beranggotakan saya Cecilia Pretty Grafiani, Kasilda Yosi, Astasari
Dharmesti, Michael Dewa dan Imelda Triningsih mengambil tema dalam tugas
Filsafat Sains dan Teknologi mengenai fenomena Gangnam Style. Alasan kami untuk memilih tema ini karena kami
melihat bahwa tarian Gangnam Style
yang dipopulerkan oleh PSY dari Korea Selatan menjadi sebuah latah atau
kebiasaan masyarakat tak hanya di Indonesia namun di seluruh dunia. Budaya
latah yang dilakukan masyarakat ini menjadi sebuah fenomena yang hingga
sekarang masih tetap dilakukan.
ü Kaitan
tokoh yang dipilih dengan filsafat sains dan teknologi
Tokoh
yang kami gunakan adalah Edmund Husserl yang merupakan seorang ahli ilmu pasti
dan professor filsafat dari Universitas Freiburg di Breisgau (Jerman Selatan)
kira-kira satu abad. Menurut Smith fenomenologi Husserl adalah sebuah upaya
untuk memahami kesadaran sebagaimana dialami dari sudut pandang orang pertama.
Secara literal fenomenologi adalah studi tentang fenomena, atau tentang segala
sesuatu yang tampak bagi kita di dalam pengalaman subyektif, atau tentang
bagaimana kita mengalami segala sesuatu di sekitar kita. Setiap orang pada
dasarnya pernah melakukan praktek fenomenologi.
Fenomenologi
Husserlian adalah ilmu tentang esensi dari kesadaran. Namun apa sebenarnya yang
dimaksud dengan esensi dari kesadaran? Berdasarkan penelitian Smith
fenomenologi Husserl dibangun di atas setidaknya dua asumsi. Yang pertama, setiap
pengalaman manusia sebenarnya adalah satu ekspresi dari kesadaran. Seseorang
mengalami sesuatu. Ia sadar akan pengalamannya sendiri yang memang bersifat
subyektif. Dan yang
kedua, setiap bentuk kesadaran selalu merupakan
kesadaran akan sesuatu. Ketika berpikir tentang makanan, anda membentuk
gambaran tentang makanan di dalam pikiran anda. Ketika melihat sebuah mobil,
anda membentuk gambaran tentang mobil di dalam pikiran anda. Inilah yang
disebut Husserl sebagai intensionalitas (intentionality), yakni bahwa kesadaran selalu merupakan
kesadaran akan sesuatu.
ü
Contoh nyata aplikasi serta implikasi dari pemikiran
tokoh
Seperti apa yang telah dijelaskan di atas, fenomenologi
merupakan sebuah ilmu studi tentang fenomena,
atau tentang segala sesuatu yang tampak bagi kita di dalam pengalaman
subyektif, atau tentang bagaimana kita mengalami segala sesuatu di sekitar
kita. Begitu juga dengan tarian Gangnam
Style yang merupakan aplikasi dari ilmu fenomena ini. Tidak hanya terkenal
di daerah asalnya di Korea Selatan, tarian yang fenomenal ini juga telah
berkembang luas ke pelosok dunia. Termasuk Indonesia sendiri. Mulai dari
anak-anak sampai orang dewasa pun tau akan tarian ini. Tidak hanya masyarakat biasa, mulai dari
artis, politisi juga ‘ngeh’ dengan
tarian ini.
Menurut Husserl
fenomenologi adalah sebuah ilmu tentang esensi dari kesadaran yang di bangun dari
dua asumsi. Yang pertama, setiap
pengalaman manusia sebenarnya adalah satu ekspresi dari kesadaran. Seseorang
mengalami sesuatu. Ia sadar akan pengalamannya sendiri yang memang bersifat
subyektif. Dan yang
kedua, setiap bentuk kesadaran selalu merupakan
kesadaran akan sesuatu.
Dari pendapat
diatas, dapat disimpulkan bahwa Gangnam Style salah satu fenomena yang
didasarkan pada sebuah pengalaman manusia yang merupakan sebuah ekspresi dari
suatu kesadaran. Seperti contoh, seseorang yang menonton video tersebut.
Menurutnya video tersebut menarik, sehingga ia mengikuti gerakannya yang
merupakan suatu bentuk sebuah ekspresi secara sadar. Ketertarikannya kepada
tarian tersebut, diekspresikannya dengan menari-nari pada lingkungan
pergaulannya yang membuat teman-teman dilingkungan tersebut merasa ingin tahu
kemudian mencoba untuk menirunya. Penyebaran tarian tersebut terjadi dimulai
dari kelompok kecil disekitarnya, hal itu kemudian menyebar melalui individu
dalam anggota kelompok tersebut. Selanjutnya, menyebar ke dalam kelompok besar
yang kemudian mewabah seperti yang terjadi saat ini. Hal inilah yang menjadi
fenomena yang terjadi pada Gangnam Style.
Yang menjadi implikasi dari sebuah
fenomena ini adalah banyaknya video-video berbentuk flashmob atau tarian yang dilakukan secara masal terjadi. Tidak
hanya di Indonesia, hampir seluruh belahan dunia memflashmobkan tarian ini dan di apload ke dalam YouTube. Seperti berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian mata
dunia, mereka berusaha dengan cara unik untuk memflashmobkan tarian ini.
Selain flashmob, implikasi yang terjadi adalah
semakin maraknya berita mengenai Korea. Hal ini juga sangat berdampak dengan
artis-artis Korea lainnya. Dengan kemunculan PSY sebagai pelopor tarian Gangnam Style ini membuat mata masyrakat
dunia tertuju pada Korea dan seisinya. Masyarakat yang melihat akan
bertanya-tanya siapa dia, dari mana dan pasti akan mencari tahu. Nama-nama boyband atau girlband lain yang berasal dari Korea juga ikut melejit seiring
dengan keluarnya PSY di kanca musik dunia. Seperti 2PM, BigBang, Girls
Generation, EXO, dan masih banyak lagi. Dampak lainnya adalah dari segi
penampilan para remaja yang sekarang mengikuti tren gaya Korea. Mulai dari
warna rambut, pakaian, kosmetik, tarian dan masih banyak lagi.
ü
Hubungan masalah dengan filsafat sains dasn teknologi
Dalam
penyebaran ini juga sangat tidak pernah lepas dari yang namanya teknologi.
Kecanggihan teknologi yang semakin hari semakin meningkat, sangat berpengaruh
dalam penyebaran tarian Gangnam Style.
Jika di runtutkan, ketika akan merekam kita menggunakan alat rekam yang bisa
berupa handycam, camera pocket,
Handphone, dan lainnya. Kemudian ketika kita ingin mengsharekan video tersebut sekarang ada yang namanya YouTube. YouTube adalah salah satu situs web video
sharing (berbagi video) populer dimana penggunanya dapat memuat, menonton,
dan berbagi klip video secara
gratis. Ini lah yang membuat ketenaran seseorang bisa diukur dari jumlah viwers video itu sendiri. Semakin banyak
yang melihat atau mengakses link
tersebut, semakin terkenalah dia.
Gangnam
Style merupakan bagian dari filsafat, ini ditinjau dari fenomena yang
ditimbulkan tarian tersebut. Fenomenologi atau ilmu yang mempelajari tentang
fenomena ini merupakan cabang dari ilmu filsafat. Dan hubungan Gangnam Style
dengan sains atau ilmu adalah bagaimana Gangnam Style merupakan hasil dari ilmu
dalam bidang tari. Tarian merupakan ilmu. Yang mana kemudian dikombinasikan
dengan ilmu lainnya.
ü Catatan
kritis terhadap keseluruhan tugas yang telah dikerjakan dengan kelompok
Seperti yang saya sebutkan di atas, kelompok saya terdiri dari saya
sendiri Cecilia Pretty Grafiani, Kasilda Yosie, Michael Dewa, Astasari
Dharmesti dan Imelda Iriani. Awal pembentukan kelompok dikarenakan kami berlima
sudah dekat antara satu sama lain. Ini berarti lebih mengetahui dan merasa
nyaman jika harus menjadi satu tim. Ini juga terbukti dari kerja dan hasil yang
kami lakukan. Dengan usaha dan niat agar bisa presentasi setelah kelompok
pertama maju, kami bisa menyelesaikannya dengan tepat waktu.
Dalam mengerjakan tugas yang diberikan, saya membagi tugas kesetiap
anggota. Seperti saya, Imesh, dan Dewa mengerjakan bagian makalah. Sedangkan
Oci dan Melda membuat ppt dari makalah yang telah kami buat. Mengapa demikian?
Ini dikarenakan di hari yang bersamaan dengan kami kerja kelompok, Oci dan
Melda juga memiliki tugas lain yang tidak dapat ditinggalkan. Maka dari itu,
kami sepakat untuk membagi tugas tersebut.
Banyak kendala yang terjadi hingga hari H-1 kami belum merampungkan
bahan presentasi walaupun sudah di bagi tugas namun tetap belum selesai di H-1.
Ini juga dikarenakan saya ada Workshop Integritas dan itu menginap dua hari
satu malam. Imesh juga ada LDPKM. Dan untuk Dewa tugas yang saya berikan sudah
di selsai, namun karena dari saya dan Imesh belum selesai akhirnya tertunda.
Hingga H-1, makalah baru selesai sorenya. Dan malamnya Melda dan Oci membuat
pptnya. Hingga besok paginya kami bisa presentasi dengan baik.
Catatan kritis yang bisa saya ambil adalah adanya komunikasi dan
pembagian yang jelas sangat dibutuhkan dalam bekerja secara tim. Selain itu
juga penguasaan atas materi yang dipresentasikan sangat penting. Tanpa
penguasaan secara jelas dan rinci, akan membuat bingung antara kelompok yang
presentasi maupun pendengar. Pembagian
waktu serta prioritas pekerjaan yang dilakukan juga termasuk ke dalam catatan
ini. Kenapa? Karena setiap orang pasti memiliki kesibukan yang berbeda, namun
dengan adanya prioritas kita jadi tahu mana yang harus didahulukan.
DAFTAR PUSTAKA
-
Wattimena,
Reza.2011.Metodologgi Penelitian Filsafat.Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar